Selasa, 29 September 2015

Terimakasih dan Selamat Jalan Paman yang "Mudah Bangun dan Mudah Tidur"

Dear my blog, [Listening to "Tak Ada Yang Abadi" by Noah]
Rasanya masih seperti mimpi kehilangan Paman secepat ini. Rasanya baru kemaren kita merayakan Hari Raya Idul Fitri 1436H bersama. Rasanya masih terngiang betul suara Paman dalam telinga Saya ini. Paman yang tidak pernah masuk rumah sakit, tiba-tiba saja pada tanggal 16 Agustus 2015 yang lalu masuk rumah sakit karena merasa sakit pada bagian perutnya. Bahkan beliau masih mampu mengendarai motor sendiri ke rumah sakit. Pada tanggal 17 Agustus 2015 yang lalu Saya pun masih bercanda gurau dengan beliau di rumah sakit. Beliau adalah sosok yang penuh inspirasi. Beliau sangat aktif dalam dunia organisasi. Semasa mudanya, beliau pernah menjadi Ketua Gerakan Pemuda Ansor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Kediri. Beliau menyelesaikan studi S1 dan S2nya di FISIPOL UGM. Semenjak kuliah di UGM beliau sudah menjadi seorang aktivis. Karena itulah, pada tahun 1999, pasca reformasi beliau diminta bergabung dalam Partai Kebangkitan Bangsa bersama Gus Dur yang kemudian mengantarkan Gus Dur menjadi seorang Presiden dan Paman menjadi Anggota DPRD Kota Kediri Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Paman adalah orang yang tahan banting dan memiliki mental yang kuat. Dia selalu berbesar hati ketika disakiti oleh rival politiknya. Sampai suatu ketika, perpecahan terjadi dalam tubuh PKB (Kubu Gus Dur dan Muhaimin) yang pada akhirnya Paman memutuskan untuk keluar dari PKB. Sempat berhenti dari partai politik selama setahun, Paman kemudian diminta Surya Paloh bergabung dengan Partai Nasdem. Paman menerima tawaran tersebut dan menjadi Ketua DPD Partai Nasdem Kota Kediri. Pada tahun 2011, saat Rapimnas I Partai Nasdem di Hotel Mercure Jakarta, Saya diajak paman untuk bertemu dengan Surya Paloh karena waktu itu kebetulan Saya menjadi Ketua BEM FIB Undip dan hendak dikenalkan dengan Surya Paloh sekaligus ingin mengantarkan undangan Seminar Kebangsaan dari BEM. Sebenarnya Paman berharap Saya bisa masuk dalam dunia politik meneruskan perjuangannya. Namun karena Ibu Saya tidak mengizinkan maka akhirnya Saya pun tidak bisa memenuhi keinginan Paman. Saya belajar banyak tentang dunia organisasi dari Paman salah satunya seperti bagaimana menghadapi dan berkomunikasi dengan berbagai macam karakter orang mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat negara. Paman adalah sosok yang "Mudah Bangun dan Mudah Tidur". Dimanapun dan bagaimanapun tempatnya, beliau bisa terlelap tidur tapi juga bisa bangun begitu mudah. Saya masih ingat betul waktu itu Saya diajak Paman ke kantor DPW Nasdem Jatim di Surabaya, di dalam mobil beliau tertidur, tapi waktu Saya ngobrol sama teman beliau di mobil tentang pelemahan KPK, beliau langsung bangun dan ikut berkomentar. Sepertinya Paman mewarisi kebiasaan Gus Dur yang mudah tidur dimanapun tapi juga mudah bangun dan bisa langsung nyambung ketika diajak bicara.
Saya termasuk keponakan yang paling dekat dengan beliau. Mungkin karena itulah, saat Saya hendak ingin kembali ke Depok, rasanya ada yang menghentikan langkah Saya agar tidak kembali ke Depok terlebih dahulu. Waktu itu Saya masih ingat betul ingin membeli tiket kereta online, dan ketika sampai di ATM, ternyata ATMnya lagi rusak. Keesokan harinya ternyata mendapatkan kabar kalau Paman masuk rumah sakit. Akhirnya Saya pun memutuskan untuk menunda keberangkatan kembali ke Depok. Kami sekeluarga berpikir Paman hanya sakit perut biasa. Namun, ternyata itu adalah pertanda bahwa Paman berpulang kepada Allah Ta'ala. Firasat itu juga dirasakan oleh Nenek. Entah kenapa Nenek merasa bahwa putra keduanya itu akan pergi. Sebelum Paman masuk rumah sakit, Paman sering membelikan sarapan untuk Nenek. Padahal sekarang Paman tinggal di Sragi, rumah ayah mertuanya yang setahun lalu juga telah berpulang dan jaraknya cukup jauh dengan rumah Nenek di Banaran. Saat di rumah sakit juga Paman menceritakan semuanya kepada Nenek tentang keinginan dan cita-cita beliau mendirikan Panti Asuhan Abbasiyah. Beliau juga menitipkan pesan kepada Bapak agar meneruskan perjuangan Paman untuk mengembangkan Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah Banaran. Selama seminggu Paman di rumah sakit. Kamis, 20 Agustus 2015, Paman drop dan masuk ICU. Waktu itu Saya, Ibu dan Bapak berada dalam ruang ICU menunggu Paman yang diagendakan operasi pada hari Jumat, 21 Agustus 2015. Jam 10 malam, Saya, Ibu dan Bapak pamit pulang sebentar dan kemudian gantian dengan Pak Udin (Adik Kedua Bapak), Nenek, dan Bulek Alim (Istri dari Paman) yang menunggu Paman. Pkl. 04.00 WIB, Bapak mendapatkan telp dari Pak Udin bahwa Paman telah meninggal dunia pada Pkl. 03.30. Seketika Bapak dan Ibu ke rumah sakit, dan Saya menyiapkan segala sesuatunya di rumah Nenek untuk pemakaman Paman. Hari Jum'at, 21 Agustus 2015 Pkl.09.00 Paman di makamkan di Tempat Pemakaman Umum Banaran tepat di sebelah makam Mbah Kung Abbas. 
Saya baru menyadari bahwa apa yang beliau sampaikan adalah pesan terakhir dari beliau sebelum meninggal. Kata-kata terakhir Paman waktu di rumah sakit "Mudah Bangun Mudah Tidur" adalah pesan agar tetap menjaga ibadah sholat malam. Selain itu kata-kata itu mengandung pesan agar tidak gampang menyerah dalam hidup. Ketika terjatuh, jangan takut untuk bangun. Hanya butuh 20 detik untuk kita berani bangkit. Selamat jalan Paman. Kami semua akan selalu mendoakan Paman. Kami semua menyaksikan wajah Paman tersenyum saat jenazah Paman dimandikan. Nenek juga menjadi saksi bahwa Paman mengucap kalimat "Ya Allah" saat sakaratul maut menjemput Paman. Bahkan Paman dipanggil Allah Swt saat ingin melaksanakan sholat malam. Paman juga dipanggil Allah Swt di hari Jum'at dan karena sakit pada bagian perut. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang mengatakan bahwa "tidaklah seorang muslim yang meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at melainkan Allah melindunginya dari siksa kubur." Dalam hadits lain dikatakan bahwa dari Jabir bin 'Atik dengan sanad marfu', Rasulullah Saw. bersabda "syuhada ada tujuh selain terbunuh dijalan Allah yakni yang mati karena wabah tha'un syahid, yang tenggelam syahid, yang mati karena sakit bengkak yang panas pada selaput dada syahid, yang sakit perut syahid, yang mati terbakar syahid, yang mati terkena reruntuhan syahid, dan wanita yang mati setelah melahirkan syahid." Bila dilihat dari tanda-tanda yang disampaikan dalam hadits Nabi tersebut, InsyaAllah dan mudah-mudahan Paman berpulang dalam keadaan baik (khusnul khotimah). Terimakasih Paman. Saya menulis ini karena Saya belum sempat mengucapkan terimakasih secara langsung dan Saya yakin Paman membaca tulisan ini. Saya akan selalu simpan nomer HP dan pesan-pesan Paman selama ini. Semoga Paman selalu bahagia disana, duduk bersama Mbah Kung Abbas dan Rasulullah Saw. Amiin YRa. 
Saya juga baru menyadari bahwa banyak pertanda yang Saya dan juga anggota keluarga lain alami sebelum beliau meninggal seperti mimpi dan firasat. Sampai suatu ketika Saya menceritakan kepada sahabat Saya tentang mimpi dan firasat tersebut. Kemudian sahabat Saya itu memberikan nasehat kepada Saya agar menjadikan mimpi dan firasat itu sebagai peringatan untuk kita lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini. Kata-kata sahabat Saya itu kemudian memberikan ketenangan hati dan pikiran Saya karena mimpi dan firasat itu menghantui Saya setiap harinya. Saya sangat berterimakasih kepada Sahabat Saya dan bersyukur kepada Tuhan karena dipertemukan dengan Sahabat yang selalu memberikan motivasi dan menjadikan Saya lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan ini. Terimakasih.... 

Minggu, 24 Mei 2015

Benang Merah Kehidupan : TOP Secret the billionaire (Thailand)

Dear my blog,
Malam di akhir pekan saat tak ada agenda, Saya manfaatkan untuk ngecharge semangat dengan nonton film-film yang penuh inpsirasi. Jika sebelumnya sudah menonton Film Merry Riyana, Theory of Everything, If I Stay, dsb, kemaren malam Saya memutuskan untuk menonton kembali film TOP Secret The Billionaire. Ini ke empat kalinya Saya menonton. Dalam kondisi yang sedang going bad karena menunggu kepastian dari dosen pembimbing untuk ujian tesis, akhirnya Saya tonton kembali film tersebut. Memanfaatkan waktu di akhir pekan. Prinsipnya, cara untuk meraih impian kita adalah selalu menjaga motivasi dalam diri kita masing-masing. Motivasi tersebut bisa datang dari diri sendiri, keluarga, orang lain, suatu kejadian, film, buku, dan apapun yang mungkin saja kita tidak sengaja melihat, kemudian kita termotivasi olehnya. Seperti dalam film ini yang menceritakan kisah nyata seorang pemuda Thailand yang berjuang keras untuk menjadi seorang pengusaha. 
Top mengawali karir usahanya dengan menjual kacang goreng
Thailand, setelah gagal dalam bisnis game onlinenya. 
Awalnya, Top adalah seorang penggemar game online. Dia tidak menyangka bila kegemarannya bermain game online bisa menghasilkan uang.
Sampai suatu ketika dia bisa membeli mobil sendiri dari hasil bermain game onlinenya. Merasa mampu mencari uang sendiri, dia pun mulai berubah menjadi anak yang sombong karena merasa mampu membeli semua yang dia inginkan. Akhirnya dia menyadari bahwa kehidupan tidak semudah seperti yang ada di game online. Akun game onlinenya di blokir dan dia tidak bisa meneruskan bisnis game onlinenya.
Inilah awal dari kisah Top yang kemudian dari kegagalan pertamanya tersebut justru memicu semangatnya untuk menjadi seorang pengusaha. Dia juga gagal masuk perguruan tinggi negeri. Mulai saat itu, dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak rajin belajar. Dia menganggap bahwa belajar itu tidak penting karena yang terpenting dalam kehidupan ini adalah uang. Namun suatu ketika pada akhirnya dia sadar bahwa belajar itu sangat penting, karena dalam prosesnya menjadi seorang pengusaha, dia telah ditipu banyak orang dan dianggap bodoh oleh mereka. Dia pun menyadari bahwa kebodohannya karena pada waktu itu dia tidak mau belajar dan hanya bermain game online saja. Dari situlah dia mulai kembali giat belajar meski hanya kuliah di perguruan tinggi swasta.
Akhirnya dia mengawali kembali membuka usaha kacang goreng Thailand. Saat itu dia datang di pameran alat-alat pembuat makanan, dan disitulah dia mendapat inspirasi untuk bisnis kacang goreng dengan menggunakan mesin. Tanpa berpikir panjang, akhirnya dia membawa mesin tersebut dengan cara menyewanya. Dari situlah dia mulai benar-benar belajar tentang bisnis. Mulai dari pengolahan, pembuatan, dan penjualan kacang goreng tersebut, dia yang mempersiapkannya. Sampai suatu ketika diapun berhasil dengan usaha kacang goreng yang diminati oleh banyak pelanggan. Akhirnya dia memutuskan membuka cabang di beberapa Mall. Namun, dia tidak menyadari bahwa mesin penggoreng kacang yang dia gunakan tersebut membuat atap Mall menjadi kotor. Akhirnya pihak Mall memutuskan kontrak kerjasama dengan dia. Inilah kegagalan dia yang kedua. Tapi dari sini, dia belajar tentang nilai kejujuran (panjang kalau dijelasin, coba tonton filmnya deh).
Top kemudian mendapatkan inspirasi
 dari kekasihnya untuk membuka
 usaha makanan rumput laut.
Setelah gagal dengan bisnis kacang gorengnya, Top sudah sangat frustasi dan ingin berhenti. Namun, saat dia pergi dengan kekasihnya, justru dia mendapatkan inspirasi membuka usaha makanan rumput laut goreng. Pada waktu itu, kekasih Top membawa makanan rumput laut tersebut dan bercerita bahwa makanan rumput laut goreng tersebut belum ada di Bangkok. Dari situlah, Top kemudian membayangkan bila dia membuka usaha menjual makanan rumput laut goreng, pasti ini peluang. Memang benar ya ternyata laki-laki itu selalu mendapat inspirasi dari wanita yang dia cintai ya..setuju?!
pihak 7eleven menolak produknya
karena kemasan yang tidak menarik.
Singkat cerita, kemudian Top berhasil dengan bisnis rumput laut gorengnya dan memiliki omset 1 juta Bath/tahun. Namun, masalah tidak sampai disitu, Dia ingin membantu melunasi hutang Ayahnya sebesar 40juta Bath atau setara 12 Milyar Rupiah. Kemudian dia memutar otaknya dan mendapatkan jalan keluar setelah dia mendengarkan kembali materi-materi kuliahnya yang dia rekam di tape recorder. Dari situ dia mulai memahai tentang hukum hutan rimba dalam menjalankan bisnis. Hukum hutan rimba mengatakan bila produk kita ingin dikenal oleh banyak orang maka kita harus bekerja sama dengan orang lain untuk memasarkan produk kita. Top kemudian terpikir untuk memasarkan produknya di 7eleven. Awalnya, produknya ditolak karena desain kemasannya yang tidak layak jual. Namun, Top tidak menyerah dan dia kemudian mengubah desain kemasannya. Saat desain kemasannya sudah siap, justru dia tidak berhasil menemui pihak 7eleven. Dia sudah menunggu seharian dan akhirnya menyerah. Saat dia hendak pulang, dia meninggalkan produknya di lift perusahaan 7eleven. Top merasa ini adalah usaha terakhirnya. Dia sudah sempat terpikir untuk menyusul keluarganya yang sudah pindah ke Cina karena menghindari hutang dan memulai hidup baru disana. Namun, Top tetap dengan sifatnya yang keras kepala tidak mau meninggalkan Thailand untuk mewujudkan impiannya menjadi pengusaha sukses agar mampu melunasi hutang-hutang keluarganya dan membawa mereka kembali ke Thailand. 
Saat perjalanan pulang setelah gagal memberikan
produknya secara langsung kepada 7 eleven.
Saat perjalanan pulang dari 7eleven, dia benar-benar putus asa. Kemudian dia menelpon ibunya yang berada di Cina dalam kondisi yang sangat tertekan. Dari situlah pertanyaan-pertanyaan klasik tentang kehidupan mulai keluar dari dalam diri Top. Disaat-saat seperti inilah manusia mulai berada dalam titik nol atau kata Mas Ary ESQ menyebutnya sebagai zero mind process. Saat manusia mulai kembali mau introspeksi dengan dirinya sendiri maka disaat itulah Tuhan sangat dekat dan bahkan lebih dekat dari ubun-ubun manusia. Jadi lebih baik kita sibuk introspeksi diri daripada sibuk menilai, meremehkan dan membicarakan kekurangan orang lain. Benang merahnya adalah saat Top sudah pasrah dengan segala usaha dan ikhtiarnya, disaat itulah ada tangan ketiga yang menolongnya yakni Tuhan. Bila saja Top tidak berusaha sampai akhir dengan kembali ke 7eleven dengan kemasan produk yang lebih baik, meski dia gagal bertemu dengan pihak 7eleven, tapi kemudian Tuhan menggerakan hati, pikiran, dan tubuhnya untuk meninggalkan produknya di lift 7eleven.
Gagal menemui Manager 7eleven, Top akhirnya memutuskan
untuk pulang dan meninggalkan produknya di lift kantor tsb.
Produknya sekarang juga ada di Indo dan Alfa mart.

Setelah itu Tuhan menggerakan tubuh dari karyawan 7eleven untuk melihat produk yang dia tinggalkan di lift. Sampai pada akhirnya tanpa bertemu pihak 7eleven, Top berhasil bekerjasama dengan 7eleven. Itulah kenapa kita harus selalu melibatkan Tuhan dalam segala aktivitas kita. Kalau Saya mengistilahkan, 99% manusia bilang tidak bisa tapi 1% Tuhan mengatakan bisa atau jadi maka pasti akan bisa dan jadi. Itulah kenapa kita tidak boleh menyerah meskipun sudah berusaha yang ke 100 kali maka kita harus tetap berusaha untuk yang ke 101 kali karena mungkin saja keberhasilan itu ada yang ke 105 kalinya. Jadi Don't Give Up!!!
Top berhasil bekerja sama dengan 7eleven tapi masih harus
memenuhi persyaratan dari 7eleven yakni memproduksi 7200
bungkus dan kualifikasi GMP pabriknya.
Akhirnya Top berhasil bekerja sama dengan 7eleven, tapi dia harus berhasil memenuhi persyaratan yang diajukan oleh 7eleven yakni harus memproduksi 7200 kemasan dalam waktu 3 bulan. Pihak 7eleven juga akan melakukan kunjungan ke pabriknya untuk melihat kualitas pengolahan dan pengemasan produknya. Disinilah kemudian Top menghadapi kendala lagi. Sampai dia hampir memutuskan untuk terbang ke Cina menyusul keluarganya. Namun, saat dia hendak perjalanan berangkat ke Bandara, dia tidak sengaja berpapasan dengan kekasihnya tapi mereka tidak saling menyapa. Top merasa dirinya tidak pantas. Saat hendak naik kereta, Dia pun melihat bahwa kekasihnya itu terlihat bahagia dengan orang lain. Saat itulah, motivasi Top kembali lagi untuk sekali lagi mencoba berusaha memenuhi persyaratan 7eleven dengan membangun pabrik. Dia memutuskan untuk tidak terbang ke Cina.
Saat Top hendak ke Bandara untuk berangkat ke Cina, akhirnya
dia memutuskan untuk tidak berangkat dan kembali membuka
pabriknya untuk memenuhi persyaratan GMP 7eleven.
Dia kembali berusaha karena tidak ingin mengecewakan orang tuanya dan juga kekasihnya. Mungkin dalam hatinya terbesit kata-kata, "saat ini mungkin aku boleh gagal dalam cinta tapi aku tidak boleh gagal dalam meraih cita-cita." Ini mah interpretasi Saya sendiri dari melihat gestur dan tuturannya menggunakan analisis semiotik (ilmu linguistik). Masalah cinta nanti dulu ya dibahasnya, sekarang kita bahas tentang impian dan cita-cita. Oke?!
Pesan penting yang ingin diperlihatkan dalam film ini adalah nilai tentang usaha, kerja keras, ketekunan, keyakinan, dan kesabaran dalam menjalani kehidupan. Tentu sebagai manusia kita tidak terlepas dari keinginan, akan tetapi untuk mewujudkan keinginan tersebut maka harus disertai dengan usaha dan kerja keras. Tidak cukup usaha dan kerja keras tapi juga dibutuhkan ketekunan. Tidak cukup hanya usaha, kerja keras, dan ketekunan tapi juga dibutuhkan suatu keyakinan. Dalam hal ini yang terpenting adalah keyakinan terhadap Tuhan. Dengan keyakinan tersebut maka apapun hasil yang kita dapatkan, kita akan mampu menghadapinya dengan penuh kesebaran.
Adegan ini yang membuat Saya terharu, saat Top hendak
mengantarkan produknya ke 7eleven.
Pasti akan ada pelangi setelah hujan, Begitu pula pasti ada kemudahan setelah kesulitan. Jangan khawatir, tidak selamanya hal buruk akan menimpa kita dan tidak pula selamanya hal-hal baik bisa kita rasakan. Untuk itu, kita harus bisa selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Berpikir positif bahwa segala sesuatu yang terjadi kepada kita pasti ada hikmah kebaikannya. Tuhan tidak membebankan kepada manusia diluar batas kemampuan mereka dan Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk hambanya. Yakin dan Sabar, terus Berusaha dan BerDoa pasti akan ada KEAJAIBAN!





Senin, 11 Mei 2015

Benang Merah Kehidupan : HIJRAH C.I.N.T.A

Dear my blog,
Tepat 2 tahun sudah Ustadz Jefri Al-Buchori atau sering dikenal dengan Uje telah berpulang dan meninggalkan kita. Kepergian beliau sangat mendadak di usia yang tergolong masih sangat muda. Saya masih ingat betul hari dimana beliau meninggal karena bertepatan dengan wisuda S1 Saya di Undip bulan April 2013 yang lalu. Untuk mengobati rindu dengan Uje, kemaren Saya menonton film biografi beliau dalam film Hijrah Cinta. Film yang dirilis tahun 2014 tapi Saya baru sempat menonton via youtube. Beliau adalah salah satu orang yang menginspirasi Saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ada banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari sosok beliau tentang bagaimana berhijrah. Dalam film tersebut dikisahkan bahwa Ustadz Jefri dan Umi Pipik dulu sama-sama bertemu dalam dunia artis dan hiburan. Umi Pipik yang berasal dari Semarang merantau ke Jakarta untuk menjadi model iklan sampul majalah Aneka. Sementara itu, Ustadz Jefri juga salah satu aktor dalam sebuah sinetron, bahkan saat masih menjadi aktor, beliau mendapat penghargaan dari TVRI sebagai aktor terbaik di masa itu. Gemerlapnya dunia artis membuat Uje pernah masuk kedalam dunia narkoba sampai pada suatu ketika Allah berkehendak untuk memberikannya sebuah hidayah. Uje dan Umi Pipik sama-sama dipertemukan dalam keadaan berhijrah. Saat itu Umi Pipik yakin bahwa Uje akan membuat hidupnya lebih baik dari sebelumnya. 
"Entah dia (Uje) baik atau tidak untuku, tapi aku yakin bahwa dia akan membuat hidupku menjadi lebih baik." Kata Umi Pipik kepada Widi salah satu sahabatnya dalam salah satu adegan film Hijrah Cinta. 

Keyakinan hati Umi Pipik kepada Uje membuatnya yakin bahwa Uje adalah laki-laki yang memang dikirim Allah untuk menjadi pendamping hidupnya. Dengan kesadaran diri Umi Pipik akan keinginannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, pun pada akhirnya Umi Pipik bersedia meninggalkan segala aktifitas dunia modelnya dan memutuskan berhijrah untuk mengenakan hijab. Umi Pipik yakin bahwa melalui keluarga Uje inilah Allah membuka pintu hidayah untuk hidupnya. Umi Pipik juga yakin bahwa kehidupannya pasti akan berubah menjadi lebih baik.
"Kesadaran tidak hanya datang dari diri sendiri tapi juga datang dari orang lain." Kata Umi Tatum (Ibunda Uje) yang menyuruh Umi Pipik untuk mengenakan hijab, meskipun hal tersebut ditentang Uje pada awalanya, namun Umi Pipik berkeras hati untuk mengenakannya. 
Awal dari hijrahnya Umi Pipik inilah yang menjadikan Uje pun tergerak hatinya untuk ikut berhijrah. Meskipun tidak mudah bagi Uje untuk menghilangkan kecanduan dari Narkoba, namun dengan keyakinan, kesabaran, dan keikhlasan Umi Pipik merawat Uje maka pada akhirnya Uje pun terlahir kembali menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Inilah yang dimaksud bahwa mungkin saja hidayah itu bisa melalui dari pertemuan orang lain ataupun sebuah peristiwa. Uje mendapatkan hidayah Allah dari pertemuan dengan Umi Pipik dan sebuah peristiwa dimana saat dia selalu dibayang-bayangi oleh kesalahan, dosa, serta kematian. Umur semakin bertambah dan ajal semakin mendekat, menunda untuk berhijrah karena mengira kalau usia kita masih panjang akan membuat kita menyesal pada akhirnya. Menyesal saat masih hidup masih ada waktu untuk memperbaiki diri tapi menyesal saat dipenghujung akhir kematian atau sakaratul maut maka tidak ada sedetik waktu pun untuk mengucapkan kata menyesal. 
Hijrah Cinta adalah sebuah idiom yang bermakna sebuah perjalanan hidup untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam bingkai cinta dan kasih sayang. Uje dan Umi Pipik sama-sama dalam perjalanan hidup untuk memperbaiki diri. Uje dan Umi Pipik juga sama-sama memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka dipertemukan dan disatukan Allah Swt untuk saling memperbaiki, melengkapi, dan mengisi satu sama lain dengan menjadi pasangan hidup. Setiap manusia memiliki kesalahan di masa lalu, semua kesalahan dan dosa di masa lalu akan terhapus dengan proses perjalanan kita untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Memang perubahan itu tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, tapi dengan keyakinan yang kuat maka kita pasti bisa berubah. Bila Uje dan Umi Pipik saja bisa, pasti kita juga bisa. 
Saya juga berusaha untuk selalu hijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Begitu pula Saya juga berharap bisa dipertemukan dan dipersatukan dengan jodoh yang juga sedang berhijrah untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bertemu dan bersatu dengan keyakinan penuh kepada Allah Swt bahwa semua ini adalah takdir dalam Hijrah Cinta. 

Jumat, 08 Mei 2015

Mengenang Almarhum Kakek : Mbah Ibnu, Mbah Abbas, dan Mbah Pi'

Dear my blog,
Alhamdulillah sampai juga di Kediri kembali, tepat pkl. 06.36 WIB Kereta Brantas dari Jakarta sampai di Stasiun Besar Kediri. Sampai di Kediri langsung ngajak Bapak sarapan Nasi Tumpang Pecel di Mbak Sumi, langganan dari kecil. Sampai di rumah, selepas bersih-bersih diri, kemudian bikin kopi sambil ngeblog ingin menuliskan tentang ketiga almarhum Kakek yang telah tiada. Mbah Ibnu (Kakek/Ayah dari Ibu) telah meninggal sebelum Saya lahir, jadi tidak banyak yang Saya ketahui tentang Mbah Ib, tapi menurut cerita dari Ibu, Mbah Ib adalah seorang yang tegas, keras dan disiplin terhadap ke 6 putrinya termasuk dengan Ibu. Sementara Mbah Abbas (Kakek/Ayah dari Bapak) adalah sosok yang sabar namun keras dan tegas jika itu terkait masalah pendidikan anak maupun cucunya. Saya sempat memiliki banyak kenangan bersama Mbah Abbas kurang lebih 13 tahun. Dari beliau Saya belajar tentang kesabaran dan hidup sederhana. Terakhir, Mbah Pi' (Kakek/Adik Ipar Nenek dari Ibu) yang baru saja dipanggil kembali oleh Allah Swt pada hari Senin, 4 Mei 2015 Pkl. 18.10 yang lalu. Padahal akhir tahun 2014 yang lalu, beliau masih ikut arisan keluarga di Jakarta. Saya masih ingat betul beliau bisa mengambil makan sendiri, menu bakso kesukaannya. Dari Mbah Pi', Saya belajar tentang semangat gigihnya untuk menuntut Ilmu. Bahkan di akhir hayatnya, beliau masih aktif mengajar di UIN Syarif Hidayatullah. Sebagai seorang Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, beliau selalu hidup sederhana dan bersahaja. Bahkan tidak banyak yang tahu kalau beliau adalah seorang Guru Besar. Dari situlah Saya belajar bahwa semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin bijak dalam menyikapi dan menjalani kehidupan. Selamat jalan Mbah Pi', Mbah Abbas, dan Mbah Ibnu. Terimakasih telah memberikan kenangan, inspirasi, dan nasehat untuk kami selama ini. Kami akan selalu memanjatkan do'a untukmu di setiap saat, kapanpun, dan dimanapun. Salam hangat dan rindu dari cucu-cucumu. Al-Fatehah...

Minggu, 12 April 2015

Benang Merah Kehidupan : "BERANI BER-HIJRAH"

Dear My Blog,
Saya sengaja mengambil libur 1 minggu untuk mencari udara segar setelah selama dua bulan hanya berkutat di kamar kosan dengan analisis data penelitian tesis. Karena Saya kehabisan tiket kereta Jakarta-Kediri, akhirnya Saya memutuskan untuk pulang dengan nglaju naik Bis dari Depok-Tegal, kemudian dari Tegal naik Kereta ke Semarang (karena banyak sekali jadwal kereta Tegal-Semarang yang masih kosong) sekalian menjenguk Adik Saya disana dan kebetulan diajak ketemuan dengan para Alumni BEM FIB Undip lintas angkatan. Sampai di Semarang jam 8pagi, setelah rapat dengan para Alumni BEM FIB Undip, kemudian jam 6sore meneruskan melanjutkan perjalanan ke Kediri naik Bis dari Sukun ke Terminal Solo, kemudian oper Bis jurusan Surabaya turun di Kertosono lanjut oper Bis menuju Kediri. Total Saya hitung perjalanan darat Saya kemaren adalah 31 jam, rekor baru sepanjang hidup Saya menggunakan transportasi Bis. Meskipun begitu, Saya sangat menikmati perjalanan tersebut karena selain bernostalgia dengan Bis yang selama hampir 5 tahun Saya gunakan untuk transportasi Semarang-Kediri, juga bisa bertemu dengan masyarakat dengan berbagai macam karakter dan latar belakang. Sesekali Saya bertemu dengan orang yang enak diajak ngobrol dan mendapatkan pelajaran ataupun nilai dari kehidupan yang tiba-tiba saja mereka menceritakan, kemudian Saya hanya mendengarkan dan sesekali juga menanggapi. Selain itu, Saya juga melihat pedagang dan pengamen dalam Bis yang membuat Saya selalu ingat untuk menjadi manusia yang bersyukur setiap saat. Itulah kenapa Saya lebih suka memilih menggunakan perjalanan darat dengan nglaju atau oper dari bis satu ke bis yang lain, dari terminal satu ke terminal yang lain.
Sabtu malam (seminggu yang lalu), Saya hanya ingin di rumah bersama keluarga dan tidak ingin kemana-mana. Bahkan ada teman yang ngajak main, Saya menolaknya. Bagi Saya, saat-saat berada di rumah adalah waktu untuk keluarga dan membantu orang tua. Bagaimanapun juga, Saya sebagai anak pertama dalam keluarga harus bisa menjadi contoh yang baik buat ketiga adik Saya dan juga harus siap kelak menjadi pemimpin dalam keluarga. Saya pun jarang keluar rumah. Daripada keluar rumah, Saya lebih suka memanfaatkan liburan di rumah dengan membaca buku atau menonton film Box Office dan drama korea terbaru sambil menjaga toko di rumah. Ternyata modus teman Saya mengajak keluar rumah adalah ingin curhat dan konsultasi tentang masalah hidupnya. Akhirnya Saya minta dia datang saja ke rumah. Sabtu malam (seminggu yang lalu) selepas maghrib, dia datang ke rumah. Kemudian dia menceritakan permasalahan yang dia hadapi saat ini dan Saya mendengarkan dengan baik. Saya akan menceritakan hikmah dari cerita tersebut dengan tetap menjaga kerahasiaan identitasnya. Sebut saja dia dengan nama Satria (bukan nama sebenarnya). Saya tahu betul bagaimana masa lalunya yang selalu bergonta-ganti pacar. Entah sudah berapa puluh wanita yang diajaknya kencan. Entah sudah berapa ratus juta uang orangtuanya yang dia gunakan secara tidak wajar. Dia memang dibesarkan dari keluarga yang sangat berada. Rumah mewah dan mobil berlimpah membuatnya mudah dalam menggait hati wanita yang ingin dia jadikan pacar. Bahkan Saya masih ingat kalau orangtuanya pernah datang ke rumah menanyakan keberadaan dia ketika beberapa hari tidak pulang ke rumah. Saya sangat kenal dengan orangtuanya. Ayah dari Satria adalah salah satu tokoh masyarakat Kota Kediri yang sangat dihormati. Sesekali, saat Saya pulang ke Kediri selalu menyempatkan bersilaturahmi kerumahnya untuk sharing dengan Ayah Satria yang juga merupakan Guru Besar dari salah satu Universitas Negeri ternama di Surabaya. Ayahnya selalu menitipkan pesan kepada Saya agar mau menjadi Kakak Satria bagaimanapun sikap buruk Satria selama ini. Tapi itu hanyalah Satria di masa lalu, Dia yang sekarang sudah berubah 180 derajat. Sekarang dia menjadi penggerak dakwah dan menjadi wakil ketua dari gerakan Berani Berhijrah (lihat di IG). Malam itu dia menanyakan kepada Saya, kurang lebih sebagai berikut;
Satria: "Mas, aku barusan ta'aruf dengan seorang wanita. Aku juga jatuh cinta sama dia. Tapi aku masih agak sedikit ragu setelah tahu masa lalunya. Semasa SMA, Dia adalah ketua Cheerleaders. Aku tahu bagaimana pergaulan dia di masa lalu yang bergonta-ganti pacar. Namun, sekarang dia sudah berubah dan berhijab, bahkan sekarang dia menjadi Presiden Bem Fakultas Psikologi di salah satu Universitas di Surabaya. Aku harus gimana, Mas?"
Saya: "Semua orang punya masa lalu, baik maupun buruk. Tapi tidak penting masa lalu dia karena yang terpenting adalah dia yang sekarang. Aku yakin Tuhan mempertemukan kalian yang sekarang karena sudah sama-sama sadar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kamu juga sadar kalau kamu juga punya masa lalu yang kelam dan sekarang kamu menyadari bahwa karena kehidupanmu di masa lalu itulah kamu bisa menjadi seperti sekarang. Mungkin saja dia jodoh yang telah Tuhan siapkan buat kamu. Apalagi kamu sudah lulus menjadi Dokter Muda. Artinya kalian dipertemukan dalam waktu yang sangat tepat untuk saling menetapkan hati dalam ikatan suci yakni menikah. Tapi bila kamu masih ada keraguan, maka beri waktu buat dirimu untuk meyakinkan diri dengan cara melaksanakan sholat istikhoroh. "
Satria: "Iya Mas, disitu aku masih ragu. Aku sendiri malu dengan diriku di masa lalu, merasa belum siap dan tidak pantas untuk bersanding dengan dia."
Saya: "Kalau dia menerimamu dengan segala kekurangan ataupun kelebihan yang kamu miliki dan dia yakin sama kamu, ya harusnya kamu juga yakin sama dia. Pasti dia juga merasa hal yang sama karena dia punya masa lalu yang kelam saat menjadi ketua Cheerleaders semasa SMA dulu. Dia juga merasa tidak pantas dan belum siap untuk memilihmu. Yang terpenting adalah saat ini kalian bertemu dalam keadaan lebih baik. Aku yakin pertemuan kalian bukanlah hanya sekedar kebetulan tapi semua itu tidak terlepas dari rencana dan kehendak Tuhan yang telah menjanjikan bahwa laki-laki yang baik pasti akan mendapatkan wanita yang baik dan begitu pula sebaliknya. Kalian telah dipertemukan pada waktu yang tepat, saat kalian ingin menjadi pribadi yang lebih baik dengan kesadaran dan ikhtiar kalian masing-masing."
Sementara itu, Anisa (bukan nama sebenarnya) adalah salah satu mantan Satria yang kenal baik dengan Saya karena dulu mereka (Anisa dan Satria) saat masih pacaran sering curhat kepada Saya ketika ada masalah. Anisa sekarang menjadi mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saat ini dia sedang menyelesaikan skripsi. Saya juga tidak menyangka jika Anisa tiba-tiba mengajak ketemuan hari Sabtu malam kemaren (seminggu kemudian setelah Satria datang ke rumah Saya) untuk curhat dan konsultasi tapi Saya menolak untuk bertemu. Saya harus menjaga diri dan hati untuk jodoh terbaik Saya nanti. Meskipun hanya teman baik, Saya harus tetap menjaga jarak dengan wanita lain. Karena Saya menolak untuk bertemu dengan dia. Akhirnya Saya minta Anisa curhat via BBM saja. Dia bercerita bahwa saat ini dia belum bisa melupakan Satria, tapi dia bersyukur karena setelah putus dari Satria, justru dia berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Bahkan saat ini dia mengenakan hijab. Dia juga sangat bersyukur karena setelah putus dengan Satria, kehidupannya menjadi lebih baik. Jika dulu, dia kuliah karena ingin selalu bersama Satria yang juga kuliah disana, tapi akhirnya dia sadar bahwa pentingnya menuntut ilmu bukan karena orang lain. Dia juga merasakan hidup lebih nyaman tanpa pacaran. Bahkan dia mengatakan kepada Saya jika ada seorang laki-laki yang memang serius dengannya dan mengajaknya untuk menikah, maka dia pasti akan langsung menerimanya tapi dengan catatan jika memang ada saling cinta dan sayang sepenuh hati. "Aku uda jenuh pacaran terus Mas, aku gak mau pacaran lagi!" kata dia via BBM.
Hal yang paling sulit dalam fase kehidupan manusia adalah saat-saat harus memilih dan menentukan pasangan hidup. Dari kisah nyata di atas dapat kita ambil pelajaran berharga bahwa Tuhan pasti akan memberikan jalan bertemu dengan jodoh terbaik asal kita juga berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jika kita ingin jodoh kita baik maka diri kita sendiri harus menjadi baik. Kewajiban kita hanya mengingatkan dan mengajaknya saja untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan pernah menyuruhnya atau memaksanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sedangkan kita sendiri tidak berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jika dia berubah menjadi pribadi yang lebih baik maka itu bukan karena kita akan tetapi karena Allah Swt.
Saya jadi teringat salah satu kisah teman saya kuliah S2 yang berasal dari Bengkulu saat dia bercerita kepada Saya sebelum dia menikah. Sebut saja namanya Silvia (bukan nama sebenarnya). Silvia adalah Putri Bengkulu pada tahun sekian. Dia menceritakan bagaimana dia memutuskan berhijrah dengan mengenakan hijab. Dulu dia selalu mengenakan pakaian yang terbuka, mini dan seksi (kata dia lho ya). Pada suatu ketika, dia merasa jenuh dan risih karena banyak sekali pria yang mengejarnya dengan berbagai modus dan perhatian. Namun, dia tahu bahwa mereka hanya mengejarnya karena kecantikan dan keindahan fisik saja karena dia adalah Putri Bengkulu dan model. "Gue males Feb, kalau udah ngadepin cowok-cowok yang kayak gitu!" Kemudian dia menceritakan kisahnya saat dia dipertemukan dengan seorang laki-laki asal Surabaya. Dia bertemu dengan laki-laki itu saat ada kompetisi di Universitas Indonesia semasa masih kuliah S1. Dia merasakan bahwa selama dekat dengan laki-laki itu, dia merasa termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan juga lebih dekat dengan Tuhan. Sampai suatu ketika dia memutuskan untuk mengenakan hijab. Meskipun awalnya belum bisa mengenakan hijab seutuhnya alias lepas pakai, namun seiring berjalannya waktu, sekarang dia berusaha istiqomah mengenakan hijab karena dia merasa lebih nyaman dan aman ketika mengenakan hijab. Dia juga merasa bersyukur sekali karena setelah mengenakan hijab, gak ada cowok yang berani ganggu dia dan juga dihindarkan dari pergaulan yang tidak baik. "Sekarang gak ada cowok-cowok yang gangguin gue Feb setelah gue pakai hijab!" Dia juga mengatakan bahwa keputusan dia mengenakan hijab bukan karena laki-laki itu tapi karena memang dia sadar bahwa jalan untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah melalui laki-laki itu. Dia juga yakin bahwa laki-laki itu dikirim Tuhan untuk masuk dalam kehidupannya sebagai Imamnya. Pada akhirnya dia menikah dengan laki-laki itu pada bulan Desember 2013 yang lalu. Keduanya sama-sama sedang melanjutkan studi S2, dia jurusan linguistik satu kelas dengan Saya, sedangkan suaminya S2 Psikologi di UI juga.
Dari kisah nyata di atas maka dapat kita ambil hikmah bahwa Tuhan memberikan jalan hidayah kepada seseorang melalui banyak jalan, bisa karena suatu peristiwa ataupun pertemuan dengan seseorang. Selain itu, kita juga dapat mengambil hikmah yang lain bahwa tidak ada yang dapat mengubah diri kita kecuali diri kita sendiri, mau atau tidak untuk berubah. Bila Silvia tidak dengan sadar untuk berubah maka sampai kapanpun dia tidak akan berubah. Meskipun ada laki-laki baik yang hadir dalam kehidupannya dan mengajaknya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tapi jika Silvia tidak menyadarinya maka dia mungkin masih tenggelam dalam pergaulan dunia malam. Hal tersebut mengajarkan kita satu hal bahwa laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik. Saat Silvia berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, maka Tuhan mempertemukan dia dengan laki-laki yang baik dan pantas untuk menjadi Imamnya.
Intinya adalah saat kita memahami bahwa kehidupan ini hanyalah sementara dan kita pasti akan kembali kepadaNya maka kita jangan sampai mensia-siakan kesempatan baik yang diberikan Tuhan kepada kita. Oleh karena itu jika saat ini kita merasa belum menjadi pribadi yang baik dan masih sangat jauh dengan Tuhan, maka kita masih memiliki kesempatan untuk berubah. Berani berhijrah (berubah) atas kesadaran kita sendiri, bukan karena paksaan, dan juga bukan berubah karena orang lain. Paling tidak mulailah dari diri sendiri, dari hal yang kecil, dan mulailah saat ini karena kita tidak tahu apakah esok hari kita masih bisa berjumpa lagi dan bisa menghirup nafas segar dunia ini.
Tidak adil rasanya jika Saya hanya menceritakan kisah orang lain. Saya juga akan menceritakan sedikit tentang kisah nyata Saya sebagai penutup dalam tulisan kali ini. Entah itu hidayah atau bukan, tapi Saya bersyukur akhirnya Saya disadarkan kembali ke jalan Tuhan melalui sebuah peristiwa. Saya sadar bahwa peristiwa tersebut membuat Saya berani mengambil keputusan untuk berubah (berhijrah). Awalnya memang karena Saya ingin membuktikan kepada seseorang yang telah menyakiti dan mengecewakan Saya di masa lalu. Itulah kenapa semasa SMA, Saya belajar sangat keras dan giat. Saya ingin masuk kuliah kedokteran di UGM. Namun, seiring berjalannya waktu, Saya menyadari bahwa apa yang Saya lakukan hanya sia-sia belaka. Saya sadar harusnya Saya melalukan perubahan dalam diri Saya sebagai bentuk rasa syukur karena Tuhan telah menyelamatkan Saya dari pergaulan yang tidak baik alias pacaran. Saya bersyukur sekali atas semua rencana, kehendak, dan kuasa Tuhan atas kehidupan Saya selama ini. Mungkin jika Saya tidak segera menyadari untuk berani berhijrah (berubah) maka mungkin Saya tidak pernah menjadi Ketua OSIS, Ketua BEM, dan sekarang bisa melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia yang tidak pernah Saya duga sama sekali. Masa-masa sulit itu sudah Saya lalui dengan penuh kesabaran. Bahkan semua rasa sakit dan kecewa yang Saya alami sudah berubah menjadi kekuatan dan rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan dalam menjalani kehidupan ini. Saya akan terus bersabar. Saya hanya akan terus memperbaiki diri. Berprasangka baik terhadap siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun. Sampai suatu ketika Tuhan pasti akan mempertemukan Saya dengan jodoh yang tepat, seorang bidadari yang bersedia menerima segala kekurangan dan kelebihan yang Saya miliki untuk menjadi Suami dan Imamnya. Begitu pula Saya juga pasti bersedia menerima dia menjadi Istri Saya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dia miliki. Semua pasti akan indah pada waktunya dan masa-masa kita sekarang ini adalah waktu untuk lebih serius menentukan pasangan hidup. Sampai waktu itu tiba, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, Saya akan terus memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik bukan untuk membuktikan kepada siapapun akan tetapi berani berhijrah (berubah) hanya karena Allah Swt. Just believe in Allah Swt...

Senin, 23 Maret 2015

Benang Merah Kehidupan

Dear my blog,
Pagi ini, ditengah-tengah kesibukan dalam menyelesaikan tesis, Saya ingin menyempatkan sedikit berbagi ilmu. Hari ini, kajian kitab Al-Hikam karya Syech Ibn At-Tho'ilah As Sakandari di Pondok Al-Hikam Depok telah masuk pada hikmah ke 75 & 76. Terdapat banyak pelajaran yang dapat kita ambil di dalamnya. Dalam hikmah ke 75 disebutkan bahwa "Boleh jadi Allah memberimu, padahal itu menolakmu. Dan boleh jadi pula DIA menolakmu padahal DIA memberimu." Kemudian dilanjutkan pada hikmah ke 76 disebutkan bahwa "Ketika Allah membukakan pintu pengertian bagimu tentang penolakan-Nya, maka penolakan itu pun berubah menjadi pemberian." Dari penjelasan KH.Hasyim Muzadi mengenai isi kitab tersebut, kemudian Saya renungkan, pikirkan, dan resapi maknanya. Beliau menjelaskan bahwa kedua hikmah dalam pasal 75 & 76 tersebut mengandung isi bahwa pemberian itu bukan hanya masalah jumlah akan tetapi juga waktu. Bisa jadi Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan saat ini karena ada keburukan yang akan terjadi apabila itu diberikan saat ini. Dan sesungguhnya apabila kita tidak diberi atau tidak dikabulkannya keinginan kita maka itu sebenarnya adalah pemberian. Bisa jadi Allah memberikan alternatif pilihan lain yang lebih baik dari apa yang kita minta pada waktu yang lain. Begitu pula, bisa jadi ketika kita diberi atau dikabulkannya keinginan kita maka itu sebenarnya adalah penolakan atau bukan pemberian. Artinya adalah dibalik pemberian Allah itu merupakan sebuah ujian bagi kita. Apakah kita lulus dari ujian tersebut dan mendapatkan kebaikan atau justru kita tidak lulus dan mendapatkan keburukan di dalamnya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa kita dianjurkan untuk tetap selalu berdoa kepada Allah Swt. Perkara nanti dikabulkan atau tidaknya maka kita serahkan kepada Allah Swt. Doa harus selalu dipanjatkan tapi jangan mengatur Allah Swt untuk mengabulkannya atau jangan berprasangka buruk kepada Allah Swt saat tidak dikabukan. Oleh karena itu, dengan kita terus berprasangka baik kepada Allah Swt maka kita akan dapat selalu bertahan dalam kondisi apapun dan Allah Swt pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita.
KH. Hasyim Muzadi saat memberikan penjelasan Kitab Al-Hikam. Meskipun beliau sudah menjadi Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia 2014-2019, tapi beliau masih bersedia menyempatkan membagikan ilmunya kepada santri-santrinya yang masih muda. Saya bersyukur sekali kepada Allah Swt karena diberi kesempatan untuk mengikuti dan mendengarkan nasehat beliau setiap ba'da shubuh di kediaman beliau, Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok.
Saya pribadi ingin memberikan contoh nyata dalam kehidupan yang Saya jalani selama ini. Mulai dari saat Saya duduk di bangku SMA Negeri 4 Kediri. Pada awalnya, dalam hati Saya tidak terima karena ditempatkan di SMA yang tidak favorit. Kemudian, seiring berjalannya waktu, Saya mulai menemukan sisi baiknya. Mungkin saja bila Saya diterima di SMA yang favorit maka Saya tidak akan menemukan jalan untuk kembali ke jalan Allah Swt alias bertaubat karena mengalami masa-masa buruk saat duduk dibangku SMP. Selain itu, banyak hikmah yang Saya dapatkan ketika Saya sudah ridho menjadi siswa SMA Negeri 4 Kediri, seperti misalkan tahun pertama Saya dikirim ke Surabaya untuk mewakili sekolah dan Kota Kediri dalam pertemuan OSIS Se-Jawa Timur di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Tahun kedua, Saya diberikan amanah menjadi Ketua OSIS (seperti yang sudah Saya ceritakan sebelumnya bahwa Saya tidak pernah terpikir dan terbanyangkan untuk menjadi Ketua OSIS karena ingin fokus belajar untuk masuk kedokteran UGM,hehe). Namun, karena itu sebuah amanah dari para guru maka Saya siap untuk berkompetisi dalam pemilihan Ketua OSIS yang terjaring 3 orang dan Saya terpilih secara mutlak padahal Saya tidak pernah mengkampanyekan diri sendiri. Saat menjadi Ketua OSIS, kemudian Saya belajar banyak hal dan sampai pada pertemuan dengan keluarga besar Indosat Kediri yang bersedia menjadi sponsor utama dalam acara Dies Natalies (DN) sekolah. Bahkan sampai sekarang Saya masih menjalin silaturahmi sangat baik dengan keluarga besar Indosat Kediri meskipun tidak dalam rangka kerjasama menjadi sponsor. Tahun ketiga, adalah tahun-tahun yang menentukan masa depan Saya karena harus mempersiapkan diri dalam tes UAN dan SNMPTN. Saya tidak menyangka mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes khusus masuk Unair Surabaya melalui jalur prestasi organisasi karena menjadi Ketua OSIS. Saya kemudian mengikuti tes tersebut dan Alhamdulillah gagal padahal Saya sangat ingin kuliah di Unair Surabaya jurusan Ilmu Komunikasi. Di kesempatan yang lain, Saya juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes masuk jalur prestasi di Universitas Negeri Malang (UM) dan Alhamdulillah lolos tapi jurusan Teknik Elektro. Setelah melalui pertimbangan dan sholat istikhoroh, Saya tidak mengambil kesempatan tersebut. Pada akhirnya, Saya mengikuti tes SNMPTN regional Surabaya dan waktu itu pilhan Saya adalah Unair dengan pilihan pertama, jurusan Kedokteran dan pilihan kedua, jurusan Ilmu Komunikasi. Alhamdulillah tes SNMPTN juga gagal. Pada waktu itu Saya hampir putus asa dan mulai berandai-andai, seandainya saja Saya ambil tiket masuk menjadi mahasiswa UM yang sudah pasti lulus. Di tengah keputus-asaan itulah, Saya terus memanjatkan doa kepada Allah Swt untuk tempat yang tebaik. Waktu itu masih ada waktu untuk daftar di Politeknik Negeri Malang tapi tidak Saya ambil karena hati mengatakan masih ada tempat lain yang lebih baik. Ditengah kegalauan dan keputus-asaan, tiba-tiba Saya ingin membuka situs web Undip. Setelah browsing, Saya mendapatkan informasi kalau Undip masih membuka kesempatan tes masuk melalui jalur mandiri. Saya masih ingat betul waktu itu Saya menggunakan koneksi internet di dalam Masjid Kampus Universitas Islam Kadiri (tempat Bapak Saya mengajar). Kemudian, Saya minta pertimbangan kepada orangtua dan Saya dianjurkan untuk mengikuti tes tersebut dengan mengambil jurusan Sastra Inggris. Pertimbangan tersebut diambil karena selain Bapak juga dulu alumni Sastra Inggris Undip, beliau juga ingin salah satu anaknya ada yang meneruskan seperti Bapak. Bismillah, Saya pun mengikuti tes tersebut dan Alhamdulillah lolos menjadi mahasiswa Sastra Inggris Undip.
Semester pertama dan kedua, masih bertanya-tanya dalam hati, Apakah ini jalanku?di Semarang? Saya masih tidak terima dengan hal tersebut. Tahun pertama kuliah Saya habiskan untuk kuliah saja dan tidak ada aktivitas lain, bahkan tak ada keinginan untuk ikut organisasi. Saya masih ingat betul pada saat ada acara E-Camp (Makrab jurusan Sastra Inggris), Saya tidak ikut dan malah pulang ke rumah. hehe (jadi ketahuan). Tahun kedua, Saya mengikuti SNMPTN lagi di Surabaya, berharap Saya lulus dan bisa meninggalkan kota Semarang yang sangat asing alias gak betah bagi Saya pada waktu itu. Saya masih terobsesi untuk masuk di Unair Surabaya jurusan Ilmu Komunikasi dan Alhamdulillah kedua kalinya ikut SNMPTN, Saya gagal. Mulai dari situlah proses penerimaan atas kondisi diri pun di mulai. Tahun kedua kuliah di Undip, Saya isi dengan mulai ikut organisasi dan berbaur dengan lingkungan menikmati keindahan kota Semarang. Singkat cerita, kemudian Saya mendapatkan amanah menjadi Ketua BEM FIB Undip tahun 2011. Saya tidak pernah menyangka dan tidak pernah terpikirkan untuk menjadi Ketua BEM. Amanah tersebut datang mengalir saja dan Saya hanya berusaha untuk menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Selain itu ada banyak hikmah lain saat Saya sudah ridho dengan keadaan bahwa Saya harus kuliah di Semarang, namun hal tersebut tidak bisa Saya ceritakan semuanya disini. Saya bersyukur bisa menjalani kuliah S1 di Undip Semarang karena banyak kenangan disana. Alhamdulillah, kenangan tersebut memberikan banyak sekali hikmah dalam kehidupan Saya. Mungkin jika Saya pada tahun 2009 diterima di Unair dan pindah ke Surabaya maka Saya tidak memiliki kenangan hidup selama di Semarang. Oleh karena itulah kenapa Saya selalu berusaha untuk berpikir dan berprasangka baik dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun. Karena dengan begitu, Saya bisa menemukan kedamaian dan ketenangan batin dalam menjalani kehidupan ini.
"Melihat dari sudut pandang yang berbeda maka kita akan bisa menemukan hikmah dan kebaikan di dalamnya." #FT
Mudah-mudahan sedikit cerita tersebut memberi manfaat bagi kita dan dapat digunakan sebagai pelajaran dalam menemukan Benang Merah Kehidupan kita masing-masing. Dengan begitu kita akan selalu bersyukur dalam mensikapi apa yang menjadi ketentuan dan kehendak Allah Swt. Mungkin itulah makna dari Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan tapi memberikan apa yang kita butuhkan. 

Senin, 09 Februari 2015

Menjemput Rezeki dengan Penuh Rasa Syukur

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS. Ibrahim Ayat 7)

Dear my blog,
Alhamdulillah selalu bersyukur kepada Allah Swt, memasuki minggu kedua setelah Grand Opening Spesial Gado-Gado Mbak Bad pada hari Sabtu, 31 Januari 2015 yang lalu, diluar dugaan, telah melampau target penjualan yang awalnya dikira hanya mampu menjual 70 porsi, ternyata sudah terjual hampir 161 porsi dalam waktu seminggu. Hari ini, mendapat pesanan 40 porsi untuk konsumsi rapat RS. Gambiran Kediri. Semoga insting Saya dalam memulai bisnis ini yang disertai dengan penyelarasan do'a bersama Bapak dan Ibu mampu meningkatkan target penjualan dan pengembangan usaha ini nantinya. Tentu dalam menjemput rezeki melalui usaha ini yang dicari adalah keberkahannya.
Salah satu pelanggan yang minta foto bersama dengan Ibu. Katanya, Spesial Gado-Gado Mbak Bad seharga Rp 7.000/porsi tidak kalah rasanya dengan Gado-Gado Boplo seharga Rp 50.000/porsi di Jakarta.
Bapak selalu mengingatkan kami untuk meluruskan niat bahwa rezeki yang diberikan Allah Swt merupakan sebuah ujian, Apakah kita mampu mensyukurinya atau justru kufur terhadap nikmatNya. Bapak selalu mengingatkan agar jangan lupa untuk selalu bersedekah setiap hari. Karena rezeki yang diberikan kepada kita sebenarnya adalah titipan dari Allah Swt. Semua harta dan tahta tidak akan kita bawa mati. Yang kita bawa mati hanyalah amal ibadah yang kita lakukan selama di dunia ini, salah satunya adalah sedekah dan amal jariyah.
Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk bersedekah dengan orang-orang terdekat kita terlebih dahulu, bantu mereka ketika mengalami kesusahan seperti terlilit hutang atau berikan hadiah atau kado kecil yang dapat membahagiakan mereka meskipun hanya dengan sebijih kurma, dan kemudian barulah bersedekah kepada orang lain yang mungkin tidak kita kenal sama sekali. Intinya, niatkanlah sedekah dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Misalnya, saat membeli sesuatu maka niatkan saja itu adalah sedekah kepada penjual karena itu merupakan rezeki mereka melalui harta kita. InsaAllah dengan begitu barang yang kita beli pasti akan membawa berkah dan manfaat dalam kehidupan kita. Begitu pula ketika kita bekerja, niatkanlah setiap tetesan keringat yang keluar dan kerja keras kita sebagai sedekah tenaga yang kita berikan kepada perusahaan kita. InsaAllah dengan begitu kita akan selalu bersyukur dan tidak akan mengeluh seberat apapun pekerjaan kita, seberapapun gaji yang kita terima, dan sesulit apapun kehidupan kita karena apa yang kita lakukan selalu di niatkan untuk bersedekah atas rasa syukur nikmat yang diberikan Allah Swt.
Tuhan tidak menilai seberapa tinggi kedudukan dan banyaknya harta yang kita miliki, tapi DIA menilai seberapa besar kesungguhan dalam berusaha (ikhtiar) dan keikhlasan kita dalam menggunakan harta yang kita miliki. Tak ada yang patut disombongkan dengan harta yang kita miliki. Toh nanti tidak akan kita bawa mati. Tak ada yang patut disombongkan dengan kedudukan atau pangkat kita di dunia ini. Toh ketika mati hanya beralaskan tanah di dalam kuburan nanti.
Bapak selalu menasehatkan kepada kami agar selalu mengingat mati agar selalu berhati-hati dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Sebagaimana kata Rasulullah Saw "Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas." (HR.Ibnu Majah no.4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no.1384). 
"Setiap diri manusia dilingkupi dengan kematian. Bisa hari ini, malam ini, besok pagi, kapanpun pasti kematian datang menghampiri. Terkadang kita lupa mempersiapkan amal sebagai bekal mati karena terlalu terlena bersenang-senang dengan hanya mengejar keinginan di dunia yang hanya sementara ini. Tak ada yang patut disombongkan dengan segala yang kita miliki. Yang Kaya Mati, Yang Miskin Mati, Raja-Raja Mati, Orang-orang Tua Mati, Anak-anak Muda Mati, semua pasti MATI. Sungguh beruntung sekali orang-orang yang selalu mengingat akan datangnya kematian sehingga setiap detik waktunya akan selalu berusaha digunakan untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki diri." ‪#‎FT‬ ‪#‎RenunganPagi‬
Mengingat mati bukan untuk menakut-nakuti. Mari sama-sama saling mengingatkan dan memberi semangat untuk menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan ini karena kita sebagai manusia biasa pasti tak pernah luput dari salah dan lupa. Bekerja dan Belajar penuh senyum semangat dengan selalu berusaha untuk meluruskan niat karena Allah Swt. 

Sabtu, 31 Januari 2015

Kembali Sehat dengan Makanan Tradisional "Gado-Gado"

Dear my blog,
Baru saja selesai menutup Toko, setelah dari habis Maghrib melayani sendiri para pelanggan Air Minum Isi Ulang Al-Kautsar malam ini karena kalau setiap Sabtu, 2 karyawan yang biasa menjaga Toko memang dipulangkan lebih awal, mereka juga butuh waktu untuk istirahat dan berkumpul bersama keluarga. Ya, memang hari ini agak sedikit berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Ruko Depo Air Minum Isi Ulang jadi semakin ramai karena tidak hanya kedatangan para pelanggan yang membeli air isi ulang dan aneka macam krupuk tapi juga para pelanggan Gado-Gado yang hari ini mulai buka kembali di Toko. Berawal dari Saya melihat betapa menjamurnya bisnis kuliner di Kota Kediri. Kemudian Saya bilang ke Ibu bahwa ini momentum untuk memulai bisnis kuliner lagi. Awalnya Ibu memiliki ide untuk membuka bisnis kuliner Bakso dan Gado-Gado lagi. Tapi akhirnya Saya bilang ke Ibu kalau lebih fokus salah satu saja dulu. Setelah dipertimbangkan, dibanding membuka usaha kuliner Bakso maka lebih baik memilih Gado-Gado. Saya melihat Bakso di Kediri sudah memiliki beberapa andalan, yakni Bakso IDOLA, Bakso Mama, Bakso Poris, Bakso Kikil, dan Bakso Barokah. Selain itu, harga daging sapi juga tidak menentu. Sementara itu, Gado-Gado di Kota Kediri masih belum ada yang mendominasi dan semakin sulit mencari kuliner yang satu ini. Konsep yang Saya ambil adalah "Kembali Sehat dengan Makanan Tradisional" karena sekarang kita sudah banyak melihat berbagai usaha dengan macam variasi makanan seperti menjamurnya Kebab Turki, Mr. Burger, Leker, Angkringan, dan variasi minumannya seperti Cappuccino Cincau, Susu Murni, dsb. yang sudah sangat menjamur di Kota Kediri. Dari situlah Saya melihat, bahwa ini peluang untuk kembali menghadirkan makanan tradisional di tengah-tengah hadirnya makanan yang mungkin bisa kita kategorikan sebagai makanan impor yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia. 
 
Masakan Gado-Gado dari Ibunda yang sangat khas dan tidak ada duanya karena mungkin memasaknya dengan sepenuh hati dan cinta dari Ibunda.

Saya dan Ibunda berpatner dalam bisnis ini. Ibunda yang memasak dan Saya marketing penjualannya. Kami berharap bahwa kedepan usaha ini bisa berkembang dan yang penting adalah selalu mencari keberkahan dari usaha ini. Saya sudah memiliki konsep marketing penjualan yang akan sedikit Saya bagi di blog ini. Gado-Gado merupakan menu makan siang, kedepan untuk mengembangkan usaha ini maka bisa membuka di beberapa spot perkantoran di Kota Kediri. Dengan menggunakan gerobak alumunium (rombong) buka di dekat area perkantoran antara pukul 09.00-16.00 WIB. Disaat jam makan siang, pasti orang kantor memilih makanan yang siap dengan cepat dan tentunya sehat. Oleh karena itu, untuk menghemat waktu, sayur dan bahan Gado-Gadonya sudah disiapkan sebelumnya sehingga ketika ada pembeli datang tinggal memberikan bumbunya dan siap untuk disajikan. Karena terkadang pelanggan juga tidak suka menunggu lama. Saya sudah mendapatkan beberapa spot beberapa area perkantoran di Kota Kediri seperti Gudang Garam, Puskesmas Ngronggo, Kampus IKIP, dsb. Tentu setiap pelayanan harus selalu disertai dengan "senyum" dan ucapan "terimakasih" kepada pelanggan. Mudah-mudahan dengan membagikan konsep marketing penjualan makanan ini, semakin banyak yang mendoakan, semakin cepat dikabulkan untuk mengembangkan wirausaha karena kelak Saya ingin menjadi Dosen yang sukses dalam berWirausaha agar semakin bisa lebih banyak bermanfaat untuk sesama. Amiin Yra.

Manfaat dulu pernah ikut Marketing Community IM3 Kediri, sedikit paham tentang apa saja yang harus ada dalam materi promo penjualan .Ya meskipun design yang Saya buat masih sangat sederhana. Alhamdulillah...





Rabu, 21 Januari 2015

Bapak is My Best Motivator

Dear My Blog,
20 Januari 2015 kemarin adalah hari ulang tahun Bapak. Saya bersyukur bisa berada di rumah saat ulang tahun Bapak tahun ini. Meskipun tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran adik kandung saya pertama yang sempat pulang sebentar karena acara pernikahan saudara dan beberapa hari yang lalu harus kembali ke Semarang untuk menyelesaikan kontraknya menjadi tentor mengajar Bahasa Indonesia 11 Mahasiswa Asal Korea di hari libur semester ini. Ya hari liburan semester selalu saya gunakan untuk memaksimalkan bakti kepada orangtua. Sebagai anak pertama, tentu menjadi tanggungjawab saya untuk selalu menjaga kedua orangtua dan ketiga adik kandung saya. Hal itu sebagai salah satu bentuk syukur saya kepada Tuhan karena telah dilahirkan dalam keluarga ini. Merasakan bagaimana perjuangan Bapak dan Ibu dulu waktu semasa saya kecil. Membesarkan saya dalam rumah kontrakan yang hanya berisikan almari jati satu buah dan kloso (tikar). Membesarkan saya dalam nuansa perjuangan dan kerja keras menjalani kehidupan. Merasakan jatuh bangunnya berwirausaha, perjalanan dari mulai jualan es tebu, jagung bakar, ronde, bakso, toko sembako, wartel & foto copy, hingga saat ini membuka depo air isi ulang Al-Kautsar. Alhamdulillah....
Bapak selalu mengajarkan tentang arti kerja keras pantang menyerah tanpa mengeluh. Beliau selalu berpesan kepada anak-anaknya untuk selalu menjaga sholat dimanapun berada. Bahkan saat mencari kos-kosan ketika kuliah di luar kota, syarat yang paling utama adalah harus dekat dengan Masjid. Kata Bapak, ada pesan yang diwasiatkan dari Alm. Mbahkung Abbas untuk anak-anak dan cucu-cucunya jika kelak menjadi orangtua yakni sebagai orangtua harus wajib selalu menanyakan kepada anak-anaknya, pertama "Yang Endi Parane?(Kemana Perginya)", kedua "Karo Sopo?(Dengan siapa?)", ketiga "Nyapo?(Sedang Apa?)", dan keempat "Wis sholat opo durung?(Sudah Sholat Apa Belum?)" Orangtua harus tahu kemana anaknya pergi, jika pergi dengan seseorang harus tahu dengan siapa perginya, kemudian perginya dalam rangka apa, dan yang paling penting adalah sudah menunaikan sholat wajib 5 waktu apa belum. Inilah resep rahasia dalam mendidik anak dari Kakek yang diturunkan kepada Bapak. Mungkin karena pesan dari Kakek itulah, saya selamat dari jaman jahiliyyah masa-masa SMP dulu yang sudah sempat saya ceritakan dalam artikel blog ini. Semua orang memiliki masa lalu tapi yang terpenting adalah bagaimana orang tersebut menyikapinya, apakah meratapi menjadi lebih buruk atau justru bangkit untuk menjadi lebih baik setiap waktu. Karena kata Nabi, sebaik-baik manusia adalah setiap waktunya selalu digunakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di mata manusia dan Allah Swt.
Bapak juga mengajarkan pentingnya menuntut Ilmu karena dengan Ilmu kita akan tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dengan Ilmu kita akan menjadi lebih dekat dengan Allah Swt. Dengan Ilmu manusia akan semakin tahu tentang hakikat hidup ini yang hanya sementara waktu. Dengan Ilmu maka akhlak/budi pekerti kita akan semakin baik. Beliau selalu menegaskan dan menyampaikan pesan kepada anak-anaknya bahwa dalam sebuah riwayat hadits Nabi Muhammad Saw, hanya akan ada 3 amal yang meskipun kita telah tiada maka amal tersebut akan terus mengalir menjadi pahala bagi kita yakni Amal Jariyah, Ilmu yang Bermanfaat, dan Anak Sholeh/Sholehah yang Selalu Mendoakan Kedua Orangtuanya. Kata Bapak, "Le, mbesok anakmu ajarono telung perkoro iki, InsaAlloh bakal selamet dunyo lan akherat (Le, besok anakmu kasih tahu tentang tiga perkara ini, InsaAlloh akan selamat dunia dan akherat). Beliau juga berpesan, jangan meninggalkan harta berlimpah kepada anak-anak tanpa kalian berikan Ilmunya. Ibarat memancing ikan, jangan langsung beri mereka ikan, akan tetapi berikan mereka alat pancingnya agar mereka bisa mencari ikan sendiri. Itulah Bapak, dari kecil kami dididik untuk tidak mudah mengandalkan harta maupun kedudukan orangtua. Saya masih ingat betul waktu itu ketika saya tidak diterima di SMA Negeri 2 Kediri dan Bapak mendapatkan tawaran dari koleganya untuk memasukan saya ke SMA Negeri 2 Kediri tapi dengan tegas Bapak MENOLAKnya. Kata Bapak, "kamu tetap sekolah di SMA Negeri 4 Kediri saja, meskipun tidak favorit, tempatnya agak jauh dari kota, tapi pasti Tuhan punya rencana lain yang terbaik buat kamu disana." Akhirnya saya pun berazam bahwa saya akan buktikan bahwa meski tidak di sekolah favorit tapi saya tidak akan kalah dengan teman-teman saya yang sekolah di SMA favorit. Pada akhirnya saya menemukan benang merah kenapa saya ditempat di SMA Negeri 4 Kediri. Saya bersyukur karena selama sekolah disana, tahun pertama saya diberi amanah untuk menjadi Ketua MPK SMA Negeri 4 Kediri dan mewakili sekolah dalam pertemuan pelajar SeJatim di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Tahun kedua, tanpa berambisi sedikitpun, saya diberi amanah untuk menjadi Ketua OSIS SMA Negeri 4 Kediri. Tahun ketiga, bekerja sama dengan Indosat saat Dies Natalies sekolah dengan menghadirkan REPVBLIK Band (lihat di blog kolom EVENT) yang pada waktu itu sekolah baru pertama kali menghadirkan Artis Nasional dan kemudian sekarang menjadi tradisi ketika DN tiba, berkat kerjasama yang berakhir dengan baik itu, maka saya sampai sekarang masih menjalin hubungan baik dengan keluarga besar Indosat Kediri. Bahkan saya diberi kesempatan untuk belajar membuat Event dan Ilmu Marketing di Indosat Kediri. Bertemu dengan para petinggi Indosat di Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Serta pengalaman-pengalaman positif yang lain selama SMA yang tidak bisa saya ceritakan semua di blog ini. Saya baru sadar bahwa selama SMA, sepertinya saya sama sekali tidak punya kenangan manis masa-masa SMA atau bahkan tidak terpikirkan menjalin hubungan dengan siapapun. Saya sadar bahwa mungkin saya sedang berlari (dari masa lalu) dan mencari jati diri untuk masa depan, bahkan yang saya ingat hanya kenangan bersama teman-teman membuat proposal sponsor sampai menginap di ruang OSIS, duduk membaca banyak buku di perpustakaan sekolah saat istirahat tiba, juga momen saat saya diberi uang saku oleh Kepala Sekolah saat beliau tahu saya sedang lembur mengerjakan sebuah event untuk sekolah, yang jelas sepertinya lebih sering bergaul dengan teman-teman organisasi, guru, karyawan, satpam bahkan tukang kebun sekolah daripada bersama teman-teman yang suka hangout. Saya bersyukur atas takdir Tuhan yang telah menempatkan saya di SMA Negeri 4 Kediri, mungkin jika saya sekolah di SMA Negeri 2 Kediri, saya tidak mendapatkan kesempatan tersebut. Begitu pula dengan perjalanan kuliah di Undip dan UI yang penuh dengan precious, unforgettable & unpredictable moment dalam hidup saya. Saya hanya bisa bersujud mengucap syukur kepada Allah Swt. Alhamdulillah....
Di usia saya yang sekarang ini, beliau juga berpesan agar saya juga menetapkan hati memilih pasangan hidup.  Bapak sendiri tidak mensyaratkan untuk calon Istri saya nanti. Siapapun yang Tuhan takdirkan menjadi Istri saya, Bapak akan merestui dan mendoakannya. Justru beliau memberikan syarat kepada saya agar saya selalu mempersiapkan diri untuk menjadi Imam & Ayah terbaik untuk Istri dan anak-anak saya nanti. Kata beliau, "Jangan berhenti menuntut Ilmu dimanapun dan sampai kapanpun karena tanggungjawab Istri dan Anak sepenuhnya terletak pada seorang Suami maka kamu sebagai laki-laki harus terus menuntut Ilmu dan mempersiapkan diri agar menjadi Imam yang mampu membimbing mereka dengan baik." Beliau selalu berpesan, ketika saya jatuh cinta dengan seorang wanita, jangan sekali-kali bahkan sedikitpun menyakiti hatinya dan orangtuanya. Cintailah dengan sepenuh hati. Berikan kasih sayang tanpa henti. Berdo'a terus kepada Allah Swt karena bagaimanapun juga hubungan cinta harus disandarkan pada cinta kepada Allah Swt. Dengan begitu maka Allah Swt akan melindungi dan memeliharanya. Jangan khawatir, Allah Swt Maha Tahu dan Berkehendak mana yang terbaik buat hamba yang dicintaiNya. Begitulah pesan Bapak untuk anaknya yang sudah akan menginjak usia 25 tahun bulan Februari nanti.
Terimakasih Bapak, telah menjadi Motivator terbaik dalam kehidupanku.
Semoga Bapak selalu sehat dan bahagia...


Selasa, 20 Januari 2015

I Can Hear Your Voice & Pinocchio (My Best Korean Drama)

Dear My Blog,
Saya termasuk orang yang suka dengan Drama Korea karena di dalamnya mengandung pesan-pesan baik dan positif tentang kehidupan. Saya tidak malu dan gengsi mengakuinya. Saya tidak peduli dengan padangan orang-orang yang memandang rendah jika saya menonton Drama Korea. Menurut saya, tidak semestinya kita memandang rendah apa yang disukai orang lain dan menganggap apa yang kita lakukan ataupun sukai lebih baik dan lebih bernilai tinggi dibanding orang lain. Misal, ketika ada orang-orang suka lagu-lagu barat, jangan merendahkan mereka yang suka lagu-lagu Indonesia yang mendayu-dayu. Begitu pula ketika ada orang-orang yang aktif di sosial media, lalu kita menganggap bahwa mereka pengangguran, kurang kerjaan, hanya cari perhatian, dsb. Sahabat baik saya pernah mengatakan bahwa "Don't judge the people, because you are never being them." Setiap orang memiliki alasan tersendiri aktif menggunakan akun pribadi sosial medianya. Setiap aplikasi sosial media memiliki fungsinya masing-masing di zamannya, seperti Friendster, Facebook, Twitter, Path, Line, Kakao Talk, dsb. Kita tidak bisa menilai bahwa kesibukan seseorang berdasarkan aktif dan tidaknya di sosial media. Ada beberapa tipe orang yang memang bisa bekerja multitasking dalam dunia nyata maupun sosial media. Sehingga menjadikan sosial media hanya sebagai salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan dalam beraktifitas di dunia nyata. Atau bahkan hanya ingin berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya di sosial media. Tapi disisi lain ada tipe orang yang benar-benar hanya bisa fokus di salah satunya, saat sibuk dalam dunia nyata maka sama sekali tidak aktif di dunia sosial media. Intinya adalah jangan mudah menghakimi apa yang dilakukan oleh orang lain, baik di dunia nyata maupun sosial media karena kita tidak pernah menjadi mereka dan tidak tahu apa niat mereka yang sebenarnya. Itu kata sahabat saya yang baik dan cantik beberapa waktu yang lalu.

Okey Guys, kembali ke topikuurrrahman ya..hehe. Kebiasaan kalau nulis blog pasti ingin meninggalkan pesan-pesan yang positif, padahal ingin membahas tentang Drama Korea, Pinocchio yang baru selesai saya tonton. Saya memang sangat suka Drama Korea dari sejak SMP tapi saya tidak pencinta K-Pop, Boy dan Girl Band, hanya suka dengan lagu-lagu yang menjadi Original Soundtracknya saja. Entah kenapa saya bisa mendapatkan banyak pelajaran dan bisa berimaginasi dalam menjalani kehidupan ini menjadi lebih baik, romantis, kuat, sabar, tidak terjebak masa lalu dan penyesalan, dan hal-hal positif lainnya. 
Ketika kita menonton Pinocchio maka kita akan teringat dengan Drama Korea sebelumnya yang berjudul I Can Hear Your Voice yang bercerita tentang dunia pengacara dan penegakan hukum di Korea Selatan. Alur, backsound, karakter, dan setting yang hampir mirip antara Pinocchio & I Can Hear Your Voice. Bedanya, jika dalam I Can Hear Your Voice, dimunculkan tokoh yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara hati dan pikiran orang lain, sedangkan dalam Pinocchio dimunculkan tokoh yang memiliki kemampuan untuk tidak bisa berkata bohong alias Pinocchio Syndrome. Kedua kemampuan tersebut agaknya kurang bisa diterima dalam dunia nyata oleh akal manusia. Namun, sebagai seorang linguis, saya bisa menjelaskan dari sisi ilmiahnya bahwa seorang bisa membaca pikiran dan hati ataupun berkata jujur dan tidak dari apa yang dikatakannya (menganalisis dari struktur kalimat yang terucap). Sikap bahasa yang dilakukan seseorang bisa diteliti secara ilmiah bahwa orang tersebut sedang memikirkan apa, ingin mengatakan apa dibalik ujaran tidak langsungnya, bahkan orang tersebut berbohong atau tidak bisa dilakukan sebuah analisis. Dalam kajian linguistik dianalisis dengan menggunakan teori semiotik, pragmatik, dan kajian wacana. Tapi tidak akan saya jelaskan dalam blog ini karena bisa jadi satu disertasi yang sangat panjang. 
I Can Hear Your Voice
Pinocchio
Saya salut dengan Drama Korea yang selalu bisa menghadirkan pesan-pesan positif dan selalu mengangkat salah satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti dunia hukum (pengacara) dalam Drama I Can Hear Your Voice dan dunia media (reporter) dalam Drama Pinocchio. Menonton I Can Hear Your Voice, saya bisa belajar banyak tentang dunia hukum dan bagaimana seharusnya jadi pengacara ataupun penegak hukum, sedangkan menonton Pinocchio, saya bisa tahu banyak tentang bagaimana dunia media dan bagaimana seharusnya menjadi seorang reporter. Tentunya pasti dalam kedua drama tersebut selalu ada sisi romantisnya, namun keromantisan tersebut menghadirkan sisi perjuangan dalam menjalani kehidupan yang begitu keras sehingga membuat kita yang menontonya menjadi ikut terbawa untuk ingin menjadi lebih baik, mandiri, bersyukur, kuat, sabar, berani, tangguh, bijaksana, bekerja keras dan lebih romantis tentunya. Alhamdulillah....


Selasa, 13 Januari 2015

The Miracle Of Giving Love : "You Are A Miracle In My Life"

"Pada akhirnya semua akan bersanding bahagia dengan jodohnya masing-masing, keberanian kita untuk segera memutuskan dengan siapa kita akan menikah adalah awal kebahagiaan sesungguhnya dalam perjalanan cinta kita selama ini. Tuhan tidak mempertemukan kita tanpa alasan karena semua yang telah terjadi adalah atas rencana dan kuasaNya. Sekeras apapun orang lain memisahkan ataupun diri kita masing-masing menghindar dan mengabaikan perasaan ini, pasti Tuhan akan kembali memberikan jalan dan mempersatukannya dalam sebuah ikatan suci karena perasaan cinta dalam hati kita bersandar atas keyakinan kuat terhadap takdir yang telah Tuhan tetapkan dalam perjalanan kehidupan ini. Ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran yang menyelimuti dan hanya berenang-renang dalam pikiran kita selama ini telah hilang karena kekuatan IMAN yang kita miliki. Kekuatan DOA Orangtua kita yang membuat hati ini YAKIN dan MANTAP atas jodoh yang telah Tuhan pilihkan dan kirimkan untuk hadir menemani kita dalam kehidupan ini sampai ajal menjemput nanti. God has his own plan. His plan is the best for us. Just believe it. You are a Miracle In My Life" #FT #Quote