Sabtu, 21 Juli 2012

Mashudi : Si Anak Penjual Es Akhirnya Bisa Masuk Undip

"Marhaban ya Ramadhan"

Awal bulan Ramadhan 1433H disaat mayoritas mahasiswa pada pulang kampung setelah selesai UAS, sedangkan saya masih disibukkan dengan berbagai literatur teori lingusitik, Grice, Levinson, Leech, Yule, Austin, Noam Chomsky, nama-nama tokoh linguistik yang akhir-akhir ini sering saya temui di perpustakaan kampus. 
Perbedaan penentuan awal bulan Ramadhan pada tahun ini menjadikan begitu indah. Para sahabat di Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab(hitung) sudah menetapkan bahwa awal bulan Ramadhan pada hari Jum'at, 20 Juli 2012. Metode ini didasarkan pada sumuliyatulwujudi (wujud/ada) bulan baru. Sedangkan pemerintah menyatakan bahwa hilal belum nampak pada hari Kamis, 19 Juli 2012 sehingga diperkirakan hilal baru terlihat pada hari Jum'at, 20 Juli 2012. Jadi awal puasa Ramadhan 1433H jatuh pada hari Sabtu, 21 Juli 2012. Dalam hal ini pemerintah dan beberapa ormas Islam menggunakan metode sumuliyatulrukyati (terlihat) hilal pada ketinggian 2 derajat. Juga didasarkan pada sebuah hadist bahwa "berpuasalah ketika kamu melihat bulan dan berlebaranlah jika kamu melihat bulan, jika bulan tidak terlihat karena mendung maka genapkan bulan sya'ban dan puasamu 30 hari."
Yah kapanpun puasanya yang penting kita masih bisa berbuka, sahur, sholat taraweh, dan tadarus bersama, bener gak ?kenapa musti ribut cari perbedaan jika masih ada hal yang bisa kita lakukan bersama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot) dan juga menjadi manusia yang bisa bermanfaat untuk sesama.
Saat jari-jemari ini berkutat pada laptop dikamar, tiba-tiba datang seorang sahabat mengunjungi kontrakan membawa seorang mahasiswa baru undip 2012. Awalnya saya berpikir bahwa dia akan menumpang menginap untuk verifikasi. Seperti biasa kontrakan yang berjumlah 6 kamar ini selalu menjadi langganan tempat menumpang untuk para sahabat yang akan mengikuti SNMPTN, UM, bahkan verifikasi. Ternyata  anggapan saya salah, maksud kedatangan mereka tidak untuk menumpang akan tetapi memohon bantuan untuk advokasi(pendampingan hukum).
Dialah Mashudi, seorang anak dari Pati yang lolos SNMPTN 2012 dan masuk Fakultas Peternakan Undip.  Mashudi adalah salah satu peserta Pesantren Kilat (Sanlat) SNMPTN 2012 Mata Air Foundation wilayah Pati. Pertemuan kami dengan para sahabat diawali pada saat setahun yang lalu saya menghadiri undangan pengurus Mata Air Foundation untuk hypnospiritualtheraphy. Ini adalah tahun kedua bagi saya diundang  dalam Sanlat SNMPTN. Salut dan terharu dengan para sahabat yang bergabung dalam Mata Air Foundation memberikan fasilitas pembinaan bagi saudara-saudara kita yang mampu secara kualitas akademik akan tetapi tidak mampu secara financial. Semoga perjuangan para sahabat Mata Air Foundation dicatat sebagai amal yang diterima disisi Alloh Swt...
Kembali kepada cerita Mashudi, dia adalah seorang anak yatim. Ayahnya meninggal ketika duduk dibangku kelas 2 SMP. Sebenarnya dia adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, namun kedua kakak kembarnya meninggal dunia beberap hari setelah dilahirkan.Kini dia tinggal bersama ibunya di Pati. Sang Ibu yang hanya penjual es dan nasi di sebuah warung kecil hanya bisa pasrah dengan masa depan Mashudi. Akan tetapi Mashudi yang mempunyai tekad kuat untuk sekolah, memilih tidak pantang menyerah dan terus berjuang. Semenjak lulus bangku SMP dia hidup mandiri karena sang Ibu hanya bisa memberikan doa. Kemudian Mashudi melanjutkan sekolah ke SMK di Pati. Dengan sambil membantu ibunya berjualan es dia mampu menyelesaikan sekolahnya. Hingga suatu ketika dia bertemu dengan para sahabat di Mata Air Foundation untuk mengikuti Pesantren Kilat (Sanlat) SNMPTN 2012. Semua biaya pembinaan dan tes SNMPTN ditanggung oleh Mata Air Foundation. Setelah mengikuti tes, Mashudi adalah salah satu peserta yang lolos. Namun, kebimbangan pun muncul dalam hati Mashudi karena biaya masuk menjadi mahasiswa Fakultas Peternakan Undip pada tahun 2012 mencapai angkan 8 juta. Para sahabat di Mata Air Foundation pun berusaha untuk mencarikan sponsor ataupun donatur untuk membiayai kuliah Mashudi. Terkumpulah dana hampir sekitar 2juta dari para donatur dan inilah batas maksimal yang bisa dilakukan oleh para sahabat di Mata Air Foundation. Namun, mereka tidak patah semangat untuk mencari jalan keluar agar Mashudi tetap bisa kuliah. Inilah maksud kedatangan mereka untuk memohon bantuan advokasi kepada pihak Rektorat Undip agar biaya kuliah Mashudi bisa diangsur. Meskipun sebenarnya kita tahu bahwa syarat untuk verifikasi mahasiswa baru adalah harus lunas pembayaran. 
Tanpa berpikir panjang, kami pun langsung menuju ke gedung Rektorat Undip dengan seluruh berkas yang sudah disiapkan. Alhamdulillah kami pun diterima oleh bapak Warsito selaku Pembantu Rektor 3 Undip. Ini adalah salah satu hal yang sangat saya syukuri ketika dulu diberikan amanah menjadi Presiden BEM Fakultas Ilmu Budaya Undip, sehingga jaringan pun bisa didapatkan untuk bertemu beliau. Setelah memasuki ruangan, kami pun duduk dan menyampaikan maksud kedatangan kami adalah untuk mengantar salah satu mahasiswa baru yang ingin mengajukan permohonan angsuran pembayaran. Bapak Warsito pun menanyakan alasan kepada kami. Akhirnya Mashudi kami suruh untuk bercerita kepada beliau. Mendengar cerita Mashudi, beliau pun menitikan air mata. Suasana dalam ruangan tersebut pun sekejap menjadi sunyi dan haru seketika. Tanpa berbasa-basi beliau meminta kami untuk menyerahkan berkas-berkas Mashudi. Ucap syukur "Alhamdulillah" kami kumandangkan bersama. Mashudipun nampak tak kuasa menahan keharuan. Setelah selesaipun kami mohon pamit kepada beliau. Sebelum kami meninggalkan ruangan tersebut, kami pun terperangah ketika pak Warsito memberikan uang kepada Mashudi untuk sangu(bekal) pulang ke Pati. Beliau pun merekomendasikan Mashudi untuk mendapatkan beasiswa dari salah satu Bank Swasta di Indonesia. Kami pun bersujud syukur kepada Alloh Swt, berkah diawal bulan Ramadhan yang tidak kami duga sebelumnya. Kami turut berdoa untuk kebaikan hati Bapak Warsito sebagai amal yang diridhoi Alloh Swt dan juga semoga Mashudi bisa menyelesaikan study di Fakultas Peternakan Undip agar kelak mampu bermanfaat bagi keluarga, agama, nusa, dan bangsa. 
#The Miracle#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar