Sabtu, 31 Januari 2015

Kembali Sehat dengan Makanan Tradisional "Gado-Gado"

Dear my blog,
Baru saja selesai menutup Toko, setelah dari habis Maghrib melayani sendiri para pelanggan Air Minum Isi Ulang Al-Kautsar malam ini karena kalau setiap Sabtu, 2 karyawan yang biasa menjaga Toko memang dipulangkan lebih awal, mereka juga butuh waktu untuk istirahat dan berkumpul bersama keluarga. Ya, memang hari ini agak sedikit berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Ruko Depo Air Minum Isi Ulang jadi semakin ramai karena tidak hanya kedatangan para pelanggan yang membeli air isi ulang dan aneka macam krupuk tapi juga para pelanggan Gado-Gado yang hari ini mulai buka kembali di Toko. Berawal dari Saya melihat betapa menjamurnya bisnis kuliner di Kota Kediri. Kemudian Saya bilang ke Ibu bahwa ini momentum untuk memulai bisnis kuliner lagi. Awalnya Ibu memiliki ide untuk membuka bisnis kuliner Bakso dan Gado-Gado lagi. Tapi akhirnya Saya bilang ke Ibu kalau lebih fokus salah satu saja dulu. Setelah dipertimbangkan, dibanding membuka usaha kuliner Bakso maka lebih baik memilih Gado-Gado. Saya melihat Bakso di Kediri sudah memiliki beberapa andalan, yakni Bakso IDOLA, Bakso Mama, Bakso Poris, Bakso Kikil, dan Bakso Barokah. Selain itu, harga daging sapi juga tidak menentu. Sementara itu, Gado-Gado di Kota Kediri masih belum ada yang mendominasi dan semakin sulit mencari kuliner yang satu ini. Konsep yang Saya ambil adalah "Kembali Sehat dengan Makanan Tradisional" karena sekarang kita sudah banyak melihat berbagai usaha dengan macam variasi makanan seperti menjamurnya Kebab Turki, Mr. Burger, Leker, Angkringan, dan variasi minumannya seperti Cappuccino Cincau, Susu Murni, dsb. yang sudah sangat menjamur di Kota Kediri. Dari situlah Saya melihat, bahwa ini peluang untuk kembali menghadirkan makanan tradisional di tengah-tengah hadirnya makanan yang mungkin bisa kita kategorikan sebagai makanan impor yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia. 
 
Masakan Gado-Gado dari Ibunda yang sangat khas dan tidak ada duanya karena mungkin memasaknya dengan sepenuh hati dan cinta dari Ibunda.

Saya dan Ibunda berpatner dalam bisnis ini. Ibunda yang memasak dan Saya marketing penjualannya. Kami berharap bahwa kedepan usaha ini bisa berkembang dan yang penting adalah selalu mencari keberkahan dari usaha ini. Saya sudah memiliki konsep marketing penjualan yang akan sedikit Saya bagi di blog ini. Gado-Gado merupakan menu makan siang, kedepan untuk mengembangkan usaha ini maka bisa membuka di beberapa spot perkantoran di Kota Kediri. Dengan menggunakan gerobak alumunium (rombong) buka di dekat area perkantoran antara pukul 09.00-16.00 WIB. Disaat jam makan siang, pasti orang kantor memilih makanan yang siap dengan cepat dan tentunya sehat. Oleh karena itu, untuk menghemat waktu, sayur dan bahan Gado-Gadonya sudah disiapkan sebelumnya sehingga ketika ada pembeli datang tinggal memberikan bumbunya dan siap untuk disajikan. Karena terkadang pelanggan juga tidak suka menunggu lama. Saya sudah mendapatkan beberapa spot beberapa area perkantoran di Kota Kediri seperti Gudang Garam, Puskesmas Ngronggo, Kampus IKIP, dsb. Tentu setiap pelayanan harus selalu disertai dengan "senyum" dan ucapan "terimakasih" kepada pelanggan. Mudah-mudahan dengan membagikan konsep marketing penjualan makanan ini, semakin banyak yang mendoakan, semakin cepat dikabulkan untuk mengembangkan wirausaha karena kelak Saya ingin menjadi Dosen yang sukses dalam berWirausaha agar semakin bisa lebih banyak bermanfaat untuk sesama. Amiin Yra.

Manfaat dulu pernah ikut Marketing Community IM3 Kediri, sedikit paham tentang apa saja yang harus ada dalam materi promo penjualan .Ya meskipun design yang Saya buat masih sangat sederhana. Alhamdulillah...





Rabu, 21 Januari 2015

Bapak is My Best Motivator

Dear My Blog,
20 Januari 2015 kemarin adalah hari ulang tahun Bapak. Saya bersyukur bisa berada di rumah saat ulang tahun Bapak tahun ini. Meskipun tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran adik kandung saya pertama yang sempat pulang sebentar karena acara pernikahan saudara dan beberapa hari yang lalu harus kembali ke Semarang untuk menyelesaikan kontraknya menjadi tentor mengajar Bahasa Indonesia 11 Mahasiswa Asal Korea di hari libur semester ini. Ya hari liburan semester selalu saya gunakan untuk memaksimalkan bakti kepada orangtua. Sebagai anak pertama, tentu menjadi tanggungjawab saya untuk selalu menjaga kedua orangtua dan ketiga adik kandung saya. Hal itu sebagai salah satu bentuk syukur saya kepada Tuhan karena telah dilahirkan dalam keluarga ini. Merasakan bagaimana perjuangan Bapak dan Ibu dulu waktu semasa saya kecil. Membesarkan saya dalam rumah kontrakan yang hanya berisikan almari jati satu buah dan kloso (tikar). Membesarkan saya dalam nuansa perjuangan dan kerja keras menjalani kehidupan. Merasakan jatuh bangunnya berwirausaha, perjalanan dari mulai jualan es tebu, jagung bakar, ronde, bakso, toko sembako, wartel & foto copy, hingga saat ini membuka depo air isi ulang Al-Kautsar. Alhamdulillah....
Bapak selalu mengajarkan tentang arti kerja keras pantang menyerah tanpa mengeluh. Beliau selalu berpesan kepada anak-anaknya untuk selalu menjaga sholat dimanapun berada. Bahkan saat mencari kos-kosan ketika kuliah di luar kota, syarat yang paling utama adalah harus dekat dengan Masjid. Kata Bapak, ada pesan yang diwasiatkan dari Alm. Mbahkung Abbas untuk anak-anak dan cucu-cucunya jika kelak menjadi orangtua yakni sebagai orangtua harus wajib selalu menanyakan kepada anak-anaknya, pertama "Yang Endi Parane?(Kemana Perginya)", kedua "Karo Sopo?(Dengan siapa?)", ketiga "Nyapo?(Sedang Apa?)", dan keempat "Wis sholat opo durung?(Sudah Sholat Apa Belum?)" Orangtua harus tahu kemana anaknya pergi, jika pergi dengan seseorang harus tahu dengan siapa perginya, kemudian perginya dalam rangka apa, dan yang paling penting adalah sudah menunaikan sholat wajib 5 waktu apa belum. Inilah resep rahasia dalam mendidik anak dari Kakek yang diturunkan kepada Bapak. Mungkin karena pesan dari Kakek itulah, saya selamat dari jaman jahiliyyah masa-masa SMP dulu yang sudah sempat saya ceritakan dalam artikel blog ini. Semua orang memiliki masa lalu tapi yang terpenting adalah bagaimana orang tersebut menyikapinya, apakah meratapi menjadi lebih buruk atau justru bangkit untuk menjadi lebih baik setiap waktu. Karena kata Nabi, sebaik-baik manusia adalah setiap waktunya selalu digunakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di mata manusia dan Allah Swt.
Bapak juga mengajarkan pentingnya menuntut Ilmu karena dengan Ilmu kita akan tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dengan Ilmu kita akan menjadi lebih dekat dengan Allah Swt. Dengan Ilmu manusia akan semakin tahu tentang hakikat hidup ini yang hanya sementara waktu. Dengan Ilmu maka akhlak/budi pekerti kita akan semakin baik. Beliau selalu menegaskan dan menyampaikan pesan kepada anak-anaknya bahwa dalam sebuah riwayat hadits Nabi Muhammad Saw, hanya akan ada 3 amal yang meskipun kita telah tiada maka amal tersebut akan terus mengalir menjadi pahala bagi kita yakni Amal Jariyah, Ilmu yang Bermanfaat, dan Anak Sholeh/Sholehah yang Selalu Mendoakan Kedua Orangtuanya. Kata Bapak, "Le, mbesok anakmu ajarono telung perkoro iki, InsaAlloh bakal selamet dunyo lan akherat (Le, besok anakmu kasih tahu tentang tiga perkara ini, InsaAlloh akan selamat dunia dan akherat). Beliau juga berpesan, jangan meninggalkan harta berlimpah kepada anak-anak tanpa kalian berikan Ilmunya. Ibarat memancing ikan, jangan langsung beri mereka ikan, akan tetapi berikan mereka alat pancingnya agar mereka bisa mencari ikan sendiri. Itulah Bapak, dari kecil kami dididik untuk tidak mudah mengandalkan harta maupun kedudukan orangtua. Saya masih ingat betul waktu itu ketika saya tidak diterima di SMA Negeri 2 Kediri dan Bapak mendapatkan tawaran dari koleganya untuk memasukan saya ke SMA Negeri 2 Kediri tapi dengan tegas Bapak MENOLAKnya. Kata Bapak, "kamu tetap sekolah di SMA Negeri 4 Kediri saja, meskipun tidak favorit, tempatnya agak jauh dari kota, tapi pasti Tuhan punya rencana lain yang terbaik buat kamu disana." Akhirnya saya pun berazam bahwa saya akan buktikan bahwa meski tidak di sekolah favorit tapi saya tidak akan kalah dengan teman-teman saya yang sekolah di SMA favorit. Pada akhirnya saya menemukan benang merah kenapa saya ditempat di SMA Negeri 4 Kediri. Saya bersyukur karena selama sekolah disana, tahun pertama saya diberi amanah untuk menjadi Ketua MPK SMA Negeri 4 Kediri dan mewakili sekolah dalam pertemuan pelajar SeJatim di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Tahun kedua, tanpa berambisi sedikitpun, saya diberi amanah untuk menjadi Ketua OSIS SMA Negeri 4 Kediri. Tahun ketiga, bekerja sama dengan Indosat saat Dies Natalies sekolah dengan menghadirkan REPVBLIK Band (lihat di blog kolom EVENT) yang pada waktu itu sekolah baru pertama kali menghadirkan Artis Nasional dan kemudian sekarang menjadi tradisi ketika DN tiba, berkat kerjasama yang berakhir dengan baik itu, maka saya sampai sekarang masih menjalin hubungan baik dengan keluarga besar Indosat Kediri. Bahkan saya diberi kesempatan untuk belajar membuat Event dan Ilmu Marketing di Indosat Kediri. Bertemu dengan para petinggi Indosat di Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Serta pengalaman-pengalaman positif yang lain selama SMA yang tidak bisa saya ceritakan semua di blog ini. Saya baru sadar bahwa selama SMA, sepertinya saya sama sekali tidak punya kenangan manis masa-masa SMA atau bahkan tidak terpikirkan menjalin hubungan dengan siapapun. Saya sadar bahwa mungkin saya sedang berlari (dari masa lalu) dan mencari jati diri untuk masa depan, bahkan yang saya ingat hanya kenangan bersama teman-teman membuat proposal sponsor sampai menginap di ruang OSIS, duduk membaca banyak buku di perpustakaan sekolah saat istirahat tiba, juga momen saat saya diberi uang saku oleh Kepala Sekolah saat beliau tahu saya sedang lembur mengerjakan sebuah event untuk sekolah, yang jelas sepertinya lebih sering bergaul dengan teman-teman organisasi, guru, karyawan, satpam bahkan tukang kebun sekolah daripada bersama teman-teman yang suka hangout. Saya bersyukur atas takdir Tuhan yang telah menempatkan saya di SMA Negeri 4 Kediri, mungkin jika saya sekolah di SMA Negeri 2 Kediri, saya tidak mendapatkan kesempatan tersebut. Begitu pula dengan perjalanan kuliah di Undip dan UI yang penuh dengan precious, unforgettable & unpredictable moment dalam hidup saya. Saya hanya bisa bersujud mengucap syukur kepada Allah Swt. Alhamdulillah....
Di usia saya yang sekarang ini, beliau juga berpesan agar saya juga menetapkan hati memilih pasangan hidup.  Bapak sendiri tidak mensyaratkan untuk calon Istri saya nanti. Siapapun yang Tuhan takdirkan menjadi Istri saya, Bapak akan merestui dan mendoakannya. Justru beliau memberikan syarat kepada saya agar saya selalu mempersiapkan diri untuk menjadi Imam & Ayah terbaik untuk Istri dan anak-anak saya nanti. Kata beliau, "Jangan berhenti menuntut Ilmu dimanapun dan sampai kapanpun karena tanggungjawab Istri dan Anak sepenuhnya terletak pada seorang Suami maka kamu sebagai laki-laki harus terus menuntut Ilmu dan mempersiapkan diri agar menjadi Imam yang mampu membimbing mereka dengan baik." Beliau selalu berpesan, ketika saya jatuh cinta dengan seorang wanita, jangan sekali-kali bahkan sedikitpun menyakiti hatinya dan orangtuanya. Cintailah dengan sepenuh hati. Berikan kasih sayang tanpa henti. Berdo'a terus kepada Allah Swt karena bagaimanapun juga hubungan cinta harus disandarkan pada cinta kepada Allah Swt. Dengan begitu maka Allah Swt akan melindungi dan memeliharanya. Jangan khawatir, Allah Swt Maha Tahu dan Berkehendak mana yang terbaik buat hamba yang dicintaiNya. Begitulah pesan Bapak untuk anaknya yang sudah akan menginjak usia 25 tahun bulan Februari nanti.
Terimakasih Bapak, telah menjadi Motivator terbaik dalam kehidupanku.
Semoga Bapak selalu sehat dan bahagia...


Selasa, 20 Januari 2015

I Can Hear Your Voice & Pinocchio (My Best Korean Drama)

Dear My Blog,
Saya termasuk orang yang suka dengan Drama Korea karena di dalamnya mengandung pesan-pesan baik dan positif tentang kehidupan. Saya tidak malu dan gengsi mengakuinya. Saya tidak peduli dengan padangan orang-orang yang memandang rendah jika saya menonton Drama Korea. Menurut saya, tidak semestinya kita memandang rendah apa yang disukai orang lain dan menganggap apa yang kita lakukan ataupun sukai lebih baik dan lebih bernilai tinggi dibanding orang lain. Misal, ketika ada orang-orang suka lagu-lagu barat, jangan merendahkan mereka yang suka lagu-lagu Indonesia yang mendayu-dayu. Begitu pula ketika ada orang-orang yang aktif di sosial media, lalu kita menganggap bahwa mereka pengangguran, kurang kerjaan, hanya cari perhatian, dsb. Sahabat baik saya pernah mengatakan bahwa "Don't judge the people, because you are never being them." Setiap orang memiliki alasan tersendiri aktif menggunakan akun pribadi sosial medianya. Setiap aplikasi sosial media memiliki fungsinya masing-masing di zamannya, seperti Friendster, Facebook, Twitter, Path, Line, Kakao Talk, dsb. Kita tidak bisa menilai bahwa kesibukan seseorang berdasarkan aktif dan tidaknya di sosial media. Ada beberapa tipe orang yang memang bisa bekerja multitasking dalam dunia nyata maupun sosial media. Sehingga menjadikan sosial media hanya sebagai salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan dalam beraktifitas di dunia nyata. Atau bahkan hanya ingin berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya di sosial media. Tapi disisi lain ada tipe orang yang benar-benar hanya bisa fokus di salah satunya, saat sibuk dalam dunia nyata maka sama sekali tidak aktif di dunia sosial media. Intinya adalah jangan mudah menghakimi apa yang dilakukan oleh orang lain, baik di dunia nyata maupun sosial media karena kita tidak pernah menjadi mereka dan tidak tahu apa niat mereka yang sebenarnya. Itu kata sahabat saya yang baik dan cantik beberapa waktu yang lalu.

Okey Guys, kembali ke topikuurrrahman ya..hehe. Kebiasaan kalau nulis blog pasti ingin meninggalkan pesan-pesan yang positif, padahal ingin membahas tentang Drama Korea, Pinocchio yang baru selesai saya tonton. Saya memang sangat suka Drama Korea dari sejak SMP tapi saya tidak pencinta K-Pop, Boy dan Girl Band, hanya suka dengan lagu-lagu yang menjadi Original Soundtracknya saja. Entah kenapa saya bisa mendapatkan banyak pelajaran dan bisa berimaginasi dalam menjalani kehidupan ini menjadi lebih baik, romantis, kuat, sabar, tidak terjebak masa lalu dan penyesalan, dan hal-hal positif lainnya. 
Ketika kita menonton Pinocchio maka kita akan teringat dengan Drama Korea sebelumnya yang berjudul I Can Hear Your Voice yang bercerita tentang dunia pengacara dan penegakan hukum di Korea Selatan. Alur, backsound, karakter, dan setting yang hampir mirip antara Pinocchio & I Can Hear Your Voice. Bedanya, jika dalam I Can Hear Your Voice, dimunculkan tokoh yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara hati dan pikiran orang lain, sedangkan dalam Pinocchio dimunculkan tokoh yang memiliki kemampuan untuk tidak bisa berkata bohong alias Pinocchio Syndrome. Kedua kemampuan tersebut agaknya kurang bisa diterima dalam dunia nyata oleh akal manusia. Namun, sebagai seorang linguis, saya bisa menjelaskan dari sisi ilmiahnya bahwa seorang bisa membaca pikiran dan hati ataupun berkata jujur dan tidak dari apa yang dikatakannya (menganalisis dari struktur kalimat yang terucap). Sikap bahasa yang dilakukan seseorang bisa diteliti secara ilmiah bahwa orang tersebut sedang memikirkan apa, ingin mengatakan apa dibalik ujaran tidak langsungnya, bahkan orang tersebut berbohong atau tidak bisa dilakukan sebuah analisis. Dalam kajian linguistik dianalisis dengan menggunakan teori semiotik, pragmatik, dan kajian wacana. Tapi tidak akan saya jelaskan dalam blog ini karena bisa jadi satu disertasi yang sangat panjang. 
I Can Hear Your Voice
Pinocchio
Saya salut dengan Drama Korea yang selalu bisa menghadirkan pesan-pesan positif dan selalu mengangkat salah satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti dunia hukum (pengacara) dalam Drama I Can Hear Your Voice dan dunia media (reporter) dalam Drama Pinocchio. Menonton I Can Hear Your Voice, saya bisa belajar banyak tentang dunia hukum dan bagaimana seharusnya jadi pengacara ataupun penegak hukum, sedangkan menonton Pinocchio, saya bisa tahu banyak tentang bagaimana dunia media dan bagaimana seharusnya menjadi seorang reporter. Tentunya pasti dalam kedua drama tersebut selalu ada sisi romantisnya, namun keromantisan tersebut menghadirkan sisi perjuangan dalam menjalani kehidupan yang begitu keras sehingga membuat kita yang menontonya menjadi ikut terbawa untuk ingin menjadi lebih baik, mandiri, bersyukur, kuat, sabar, berani, tangguh, bijaksana, bekerja keras dan lebih romantis tentunya. Alhamdulillah....


Selasa, 13 Januari 2015

The Miracle Of Giving Love : "You Are A Miracle In My Life"

"Pada akhirnya semua akan bersanding bahagia dengan jodohnya masing-masing, keberanian kita untuk segera memutuskan dengan siapa kita akan menikah adalah awal kebahagiaan sesungguhnya dalam perjalanan cinta kita selama ini. Tuhan tidak mempertemukan kita tanpa alasan karena semua yang telah terjadi adalah atas rencana dan kuasaNya. Sekeras apapun orang lain memisahkan ataupun diri kita masing-masing menghindar dan mengabaikan perasaan ini, pasti Tuhan akan kembali memberikan jalan dan mempersatukannya dalam sebuah ikatan suci karena perasaan cinta dalam hati kita bersandar atas keyakinan kuat terhadap takdir yang telah Tuhan tetapkan dalam perjalanan kehidupan ini. Ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran yang menyelimuti dan hanya berenang-renang dalam pikiran kita selama ini telah hilang karena kekuatan IMAN yang kita miliki. Kekuatan DOA Orangtua kita yang membuat hati ini YAKIN dan MANTAP atas jodoh yang telah Tuhan pilihkan dan kirimkan untuk hadir menemani kita dalam kehidupan ini sampai ajal menjemput nanti. God has his own plan. His plan is the best for us. Just believe it. You are a Miracle In My Life" #FT #Quote