Alhamdulillah sudah memasuki tahun baru 1438 H. Ini berarti masuk tahun ke 12 dari Saya memutuskan untuk berhijrah. Saya sangat bersyukur sekali karena Allah Swt masih memberikan kesempatan kepada Saya untuk hidup sehingga dapat menebus kesalahan-kesalahan di masa lalu dengan berhijrah 11 tahun ini. Bagaimana proses berhijrah Saya sudah pernah Saya tuliskan dalam blog ini, maka pada kali ini Saya hanya akan sedikit bercerita tentang bagaimana Allah Swt memberikan balasan ataupun mengabulkan doa dengan cara yang lebih indah setelah berhijrah.
Awal tahun baru ini, Allah Swt memberikan nikmat, karunia, dan anugerahNya dari jalan yang tidak disangka. Tepat tanggal 30 September 2016, Saya telah resmi dinyatakan sebagai penerima Beasiswa Unggulan (BU) Kemendikbud 2016 untuk Program Doktor Ilmu Linguistik di Universitas Indonesia. Entah bagaimana Saya sampai pada hari itu karena pada awalnya Saya belum berencana untuk mengambil studi S3 tahun ini tapi nanti pada tahun 2017 dengan mengajukan beasiswa LPDP dulu ke Leiden University. Namun, Allah Swt berkehendak lain. Pada saat hari-hari terakhir pendaftaran ujian masuk (SIMAK) UI untuk S2 dan S3, Saya baru tahu informasinya, kemudian langsung mendaftar, ikut tes SIMAK UI wilayah Surabaya, dan dinyatakan lolos. Pada waktu itu Saya belum mendapatkan beasiswa. Namun, kemudian orangtua bilang bahwa jangan khawatir masalah biaya kuliah karena itu adalah tanggungjawab orangtua. Meskipun dengan hati berat, Saya pun membayar Biaya Operasional Persemester (BOP) pada semester 1 sebesar 9,5 juta dan Dana Pembangunan sekitar 10juta maka total 19,5juta harus Saya bayarkan melalui ATM ke Universitas Indonesia. Besar memang dan berat rasanya ketika Saya membayarnya dengan menggunakan uang orangtua. Namun, orangtua Saya berprinsip bahwa biaya sekolah adalah tanggungjawab orangtua dan lebih baik menginvestasikan uang tersebut untuk pendidikan anak sampai akhir daripada meninggalkan uang tersebut dalam bentuk deposit sebagai harta warisan yang suatu saat nanti pasti bakal habis juga. Itulah prinsip orangtua Saya selama ini. Oleh karena itu, mengapa Ibu Saya mempunyai mimpi kalau anak-anaknya nanti harus sekolah sampai akhir, khususnya Saya sebagai anak pertama yang diharapkan agar bisa menjadi Doktor Muda sebagi contoh adek-adeknya kelak. Kata Ibu kepada anak-anaknya, "Meskipun Ibu cuman tamatan PGA (setingkat SMA/MA) tapi Ibu ingin menyekolahkan kalian sampai S3."
Meskipun demikian, Saya sebagai anak pertama merasa bahwa berat kalau kuliah S3 ini full beaya orangtua karena Saya juga memiliki 3 adik yang masih sekolah. Untuk itu Saya berusaha mencari informasi tentang beasiswa. Pada waktu itu terlintas untuk mendaftar beasiswa LPDP. Namun, karena LPDP harus mendaftar dulu 6 bulan sebelum kuliah maka Saya tidak bisa mendaftar karena sudah diterima kuliah. Kemudian Saya mencoba memutuskan untuk mendaftar Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2016. Ketika Saya membuka webnya, ternyata sedang dibuka untuk Batch 2. Beasiswa Unggulan (BU) dibuka setahun 2 kali. Jadi Saya mendaftar pada gelombang terakhir. Untuk melengkapi berkas-berkas, kemudian Saya ke Depok untuk meminta rekomendasi kepada Dosen Pembimbing, Guru Besar, dan Ketua Departemen Linguistik FIB UI. Kemudian Saya juga ke Semarang untuk meminta rekomendasi dari Pak Dekan FIB Undip yang pada waktu itu Saya diminta ke rumah beliau, dan kami berbincang sampai jam setengah 12 malam. Surat rekomendasi selesai. Sekarang sertifikat prestasi juara nasional dan internasional. Ketika itu Saya bingung mau melampirkan apa karena Saya selama kuliah S1 cuman pernah sekali mengikuti lomba cerpen 2010 dan mendapatkan Juara III tingkat Nasional tapi sayangnya tidak ada sertifikatnya. Nah ini keajaibannya lagi. Ketika itu Saya ke mushola FIB UI dan tidak sengaja bertemu dengan adik kelas S2 Linguistik yang mendapatkan BU Kemendikbud 2016 Batch 1. Mungkin kalau Saya tidak ke Mushola FIB UI untuk sholat dhuhur dan tidak berkenalan dengan dia maka Saya mungkin tidak mendapatkan informasi yang sangat penting terkait beasiswa. Saya tanya ke dia kok bisa mendapatkan beasiswa itu bagaimana caranya. Setelah dia cerita-cerita, kemudian sampai pada sertifikat juara, dia hanya melampirkan sertifikat pernah jadi pembicara, dsb. Wah Saya pikir bisa dong jika Saya melampirkan sertifikat Saya jadi pembicara waktu di LIPI dan Malaka (Pos yang di blog sebelumnya Saya sudah pernah bercerita kalau Saya ke Malaka gratis tanpa biaya lho, alias dibayarin dan malah dikasih duit "its a miracle!"). Setelah semua berkas-berkas sudah siap maka kemudian Saya submit berkas-berkas beasiswa tersebut. Saya menunggu pengumuman selama sebulan. Ternyata diluardugaan pengumuman lebih cepat dari yang dijadwalkan. Saya masih ingat betul waktu itu Saya sedang bersantai tiduran di kamar selepas sholat dhuha, tiba-tiba notifikasi HP Saya berbunyi dan setelah Saya buka adalah email dari Kemendikbud yang menyatakan bahwa Saya dinyatakan lolos administrasi Beasiswa Unggulan. Kemudian Saya diundang untuk mengikuti tes wawancara dan verifikasi data yang pada akhirnya Saya telah dinyatakan lolos sebagai penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2016. Alhamdulillah Saya hanya bisa mengucap syukur kepada Allah Swt berkali-kali dengan mata yang terkadang sembab mengeluarkan air mata karena masih tidak menyangka saja bisa mendapatkan beasiswa tersebut setelah melakukan tanda tangan kontrak dengan nilai sebesar sekian ratus juta rupiah (jumlah yang tidak pernah Saya duga sebelumnya) untuk menyelesaikan studi S3 Saya di Universitas Indonesia. Alhamdulillah.....
Dibalik keberhasilan Saya mendapatkan Beasiswa Unggulan tentunya dengan ikhtiar, usaha, dan doa yang terus menerus. Tentunya satu keberhasilan ini juga didahului dengan beberapa kegagalan Saya sebelumnya untuk melamar menjadi Dosen tahun ini. Tiga Universitas Negeri di Jatim dan Jateng memberikan kesempatan Saya untuk mengikuti seleksi Dosen, namun pada akhirnya Saya gagal melalui tes tersebut. Tentu hal tersebut ada hikmahnya. Mungkin jika Saya diterima menjadi Dosen saat ini maka Saya tidak akan mendapatkan beasiswa S3. Pun sebaliknya jika Saya tidak diterima menjadi Dosen saat ini maka Saya akan mendapatkan beasiswa dan bisa fokus dengan kuliah S3 agar lulus tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat karena tidak terganggu dengan tanggungjawab sebagai Dosen yang harus mengajar di Jatim maupun Jateng. Ternyata memang Tuhan belum mengizinkan Saya mengajar menjadi Dosen akan tetapi diminta untuk fokus kuliah menyelesaikan studi S3 dengan beasiswa terlebih dahulu. Saya yakin jika memang waktunya sudah tiba untuk Saya mengajar maka Tuhan pasti akan menunjukkan jalannya. Maka dari itu, Saya hanya berprasangka baik saja pada Allah Swt karena Saya yakin rencana Tuhan pasti lebih indah dari yang diduga dan diharapkan. Just believe in Allah Swt!
Saya menceritakan dan menuliskan di blog ini adalah agar bisa memberikan motivasi dan inspirasi bagi siapapun yang membaca blog ini. Ada sebuah rahasia yang ingin Saya bagikan kepada para pembaca yang mungkin sekarang juga sedang berjuang untuk meraih impian dan cita-cita. Selama ini disamping Saya ikhtiar atau usaha dengan maksimal secara lahir, Saya juga ikhtiar atau usaha secara batin dengan mengamalkan membaca rutin Surah Al-Waqiah di malam hari dan Surah Ar-Rahman di pagi hari dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun, dimanapun dan kapanpun. Tentu yang wajib dan sunah harus dipenuhi dahulu ya. Setelah itu mengamalkan Surah Al-Waqi'ah dan Ar-Rahman. Tentunya juga bukan berharap karena kedua surah tersebut maka apa yang kita inginkan akan terwujud. Tetap berharap kepada Allah Swt untuk mewujudkan apa yang kita impikan dan cita-citakan. Selama ini Saya rutin membaca kedua surah tersebut tidak berharap apapun karena yang Saya cari hanyalah ketenangan hidup dalam mencari ridha Allah Swt. Memang Saya merasa setelah rutin membaca kedua surah tersebut, hati Saya selalu tenang ketika dihadapkan pada suatu hal yang sulit seperti kegagalan. Dan ketika mendapatkan keberhasilan juga hati menjadi tenang dan senantiasa kembali bersyukur karena merasa tidak menyangka saja jika diberikan suatu kenikmatan, padahal dosa-dosa Saya di masa lalu begitu besar. Sampai sekarang pun Saya masih terus menerus memperbaiki diri dan bertaubat dengan senantiasa berhijrah dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik, dari yang lebih baik menjadi istiqomah dalam kebaikan terus sampai pada akhirnya berpulang kepada Allah Swt dalam keadaan baik khusnul khotimah. Amien Yra. Wallahu'alambisawamb...
Dibalik keberhasilan Saya mendapatkan Beasiswa Unggulan tentunya dengan ikhtiar, usaha, dan doa yang terus menerus. Tentunya satu keberhasilan ini juga didahului dengan beberapa kegagalan Saya sebelumnya untuk melamar menjadi Dosen tahun ini. Tiga Universitas Negeri di Jatim dan Jateng memberikan kesempatan Saya untuk mengikuti seleksi Dosen, namun pada akhirnya Saya gagal melalui tes tersebut. Tentu hal tersebut ada hikmahnya. Mungkin jika Saya diterima menjadi Dosen saat ini maka Saya tidak akan mendapatkan beasiswa S3. Pun sebaliknya jika Saya tidak diterima menjadi Dosen saat ini maka Saya akan mendapatkan beasiswa dan bisa fokus dengan kuliah S3 agar lulus tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat karena tidak terganggu dengan tanggungjawab sebagai Dosen yang harus mengajar di Jatim maupun Jateng. Ternyata memang Tuhan belum mengizinkan Saya mengajar menjadi Dosen akan tetapi diminta untuk fokus kuliah menyelesaikan studi S3 dengan beasiswa terlebih dahulu. Saya yakin jika memang waktunya sudah tiba untuk Saya mengajar maka Tuhan pasti akan menunjukkan jalannya. Maka dari itu, Saya hanya berprasangka baik saja pada Allah Swt karena Saya yakin rencana Tuhan pasti lebih indah dari yang diduga dan diharapkan. Just believe in Allah Swt!
Saya menceritakan dan menuliskan di blog ini adalah agar bisa memberikan motivasi dan inspirasi bagi siapapun yang membaca blog ini. Ada sebuah rahasia yang ingin Saya bagikan kepada para pembaca yang mungkin sekarang juga sedang berjuang untuk meraih impian dan cita-cita. Selama ini disamping Saya ikhtiar atau usaha dengan maksimal secara lahir, Saya juga ikhtiar atau usaha secara batin dengan mengamalkan membaca rutin Surah Al-Waqiah di malam hari dan Surah Ar-Rahman di pagi hari dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun, dimanapun dan kapanpun. Tentu yang wajib dan sunah harus dipenuhi dahulu ya. Setelah itu mengamalkan Surah Al-Waqi'ah dan Ar-Rahman. Tentunya juga bukan berharap karena kedua surah tersebut maka apa yang kita inginkan akan terwujud. Tetap berharap kepada Allah Swt untuk mewujudkan apa yang kita impikan dan cita-citakan. Selama ini Saya rutin membaca kedua surah tersebut tidak berharap apapun karena yang Saya cari hanyalah ketenangan hidup dalam mencari ridha Allah Swt. Memang Saya merasa setelah rutin membaca kedua surah tersebut, hati Saya selalu tenang ketika dihadapkan pada suatu hal yang sulit seperti kegagalan. Dan ketika mendapatkan keberhasilan juga hati menjadi tenang dan senantiasa kembali bersyukur karena merasa tidak menyangka saja jika diberikan suatu kenikmatan, padahal dosa-dosa Saya di masa lalu begitu besar. Sampai sekarang pun Saya masih terus menerus memperbaiki diri dan bertaubat dengan senantiasa berhijrah dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik, dari yang lebih baik menjadi istiqomah dalam kebaikan terus sampai pada akhirnya berpulang kepada Allah Swt dalam keadaan baik khusnul khotimah. Amien Yra. Wallahu'alambisawamb...