Alhamdulillah, akhirnya saya punya waktu sejenak untuk menulis blog ini di Perpustakaan UI. Yah menulis untuk menghilangkan rasa lelah setelah melakukan kunjungan penelitian lapangan ke Kampung Tugu dalam beberapa akhir pekan ini. Ya..awal semester ganjil ini, saya diajak bergabung dalam Tim Penelitian Bahasa Kreol (Portugis) Tugu Departemen Linguistik Universitas Indonesia. Bagi saya ini adalah peluang dan kesempatan yang sangat berharga dalam kehidupan saya. Bagaimana tidak, bisa satu tim bersama Prof. Dr. H. Benny H. Hoed. Siapa dia? Coba deh googling. Beliau adalah Guru Besar (Emeritus) Universitas Indonesia yang ahli dalam bidang kajian ilmu semiotik dan kebudayaan. Dan kalau kita mendengar nama Hoed dibelakang nama beliau, pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Ya, beliau adalah ayah kandung dari Anto Hoed (Musisi) dan mertua dari Melly Goeslaw (Musisi) yang lagu-lagunya membuat kita galau ya, hehehe. Jadi teringat sama lagu AADC dan Gantung (lagu-lagu galau masa SMP). Oke stop dulu galaunya...
Tim Peneliti Bahasa Kreol (Portugis) Tugu sedang sarapan sandwich di Dunkin' Donuts Ramayana Tugu Jakarta Utara sebelum menuju ke lokasi penelitian. |
Prof. Benny sangat dikenal dengan kebijaksanaanya dalam memberikan nasehat dan ilmu. Beliau tidak pernah melihat dengan siapa dan dimanapun berada, pasti selalu senang berbagi ilmu dan pengalaman beliau selama ini. Beliau tidak pernah merendahkan bagi yang belum tahu. Beliau juga senang mendengarkan ketika orang lain berbagi cerita dan pengalaman yang beliau belum pernah tahu. Di usianya yang menginjak 78 tahun, beliau masih sangat bersemangat dalam mengajar dan berbagi ilmu. Semangat pantang menyerah dari beliau yang sekarang dijadikan contoh oleh para penerus beliau saat ini. Dan diam-diam saya juga selalu belajar dari beliau untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana lagi...
Prof.Dr. Benny H. Hoed mendampingi dalam kunjungan kedua ke Kampung Tugu, Minggu 21 September 2014 |
Penelitian Bahasa Kreol (Portugis) Tugu ini adalah usaha untuk menyelamatkan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. Kata Prof. Benny, bahasa kreol bukanlah bahasa rendah. Justru bahasa kreol ini merupakan bahasa yang sangat bernilai tinggi karena dengan adanya penggunaan bahasa kreol ini, masyarakat mampu untuk melestarikan budaya mereka. Seperti halnya Kampung Tugu yang merupakan masyarakat yang dulunya merupakan keturunan dari bangsa Portugis, dan setelah Belanda datang ke Indonesia, mereka yang awalnya beragama Katolik harus berpindah agama menjadi Kristen Protestan apabila ingin tetap bertahan hidup di Kampung Tugu tersebut. Akhirnya mereka pun berpindah agama dan untuk berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Protugis yang telah mengalami perubahan adaptif karena tercampur dan terpengaruh oleh bahasa Belanda dan Melayu pada waktu itu. Sampai akhirnya, terciptalah bahasa Kreol (Protugis) Tugu yang sedang kami teliti keberadaannya, apakah masih digunakan atau sudah tidak digunakan lagi.
Sementara ini, salah satu peninggalan dari bahasa Kreol (Portugis) Tugu digunakan dalam syair Keroncong Tugu seperti dalam lagu, Yan Kagaleti, Gatu Dematu, dan Cafrinho. Kalau semasa kecil kita mendengarkan lagu Nina Bobo, sebenarnya lagu tersebut juga berasal dari Kampung Tugu yang kemudian sering dinyanyikan dengan bahasa Belanda oleh orang Belanda pada waktu itu. (Kami punya datanya tapi tentunya tidak bisa saya share di blog ini)
Penampilan Keroncong Tugu Cafrinho di Festival Betawi Pesisir 2014, Sabtu 11 Oktober 2014 |
Penelitian ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2014. Semoga semua anggota Tim Peneliti diberikan kesehatan dan kelancaran untuk menyelesaikan misi penyelamatan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia ini. Tentunya bagi saya sendiri sangatlah bersyukur dapat terlibat langsung di dalamnya. Ilmu dan pengalaman yang sangat berharga. Tidak pernah terbayang sebelumnya. Karena saya juga tidak pernah terbayang juga bisa melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (karena targetnya dulu di UGM saja). Namun, Tuhan memberikan jalan yang tidak pernah saya duga dan saya hanya mengalir menjalani semua dengan usaha yang terbaik. Pun saya menikmati dan mensyukuri saja proses yang terjadi selama ini. Pada akhirnya nanti, hasilnya saya kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Berkehendak Atas Segalanya. Termasuk setelah menyelesaikan studi ini, kemanakah saya harus melangkahkan kaki dan mengalir melanjutkan menuntut ilmu lagi. Dalam hati kecil saya saat ini berdoa dan berharap bisa melanjutkan studi S3 ke Melbourne Universty di Australia atau Leiden University di Belanda yang terkenal dengan kajian ilmu linguistiknya. Meskipun saya tahu dengan kemampuan saya sekarang ini belum cukup mampu tapi saya akan terus berusaha...berusaha..dan berusaha mewujudkannya dengan menyempurnakan Ikhtiar dan Do'a. Aamiin YRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar