Selasa, 23 Desember 2014

[Hari Ibu 22 Desember 2014] : "Terimakasih Ibu...."

Dear My Blog, 
Rasanya tidak cukup bisa menuliskan semua kisah dan kesan tentang Ibu. Sedikit yang ingin saya bagikan ini semoga bermanfaat. Ibu.....
Ya..24 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 14 Februari 1990, saat peristiwa letusan besar Gunung Kelud, saya lahir ke dunia ini. Saya terlahir dari Ibu yang bernama Siti Choirul Badriyah dan Bapak bernama Musta'in. Semasa kecil, saya ingat bagaimana perjuangan Ibu membantu Bapak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bapak yang bekerja sebagi Dosen Swasta di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Kediri yang waktu itu hanya mendapatkan gaji Rp 18.000 setiap bulan. Ibu membantu Bapak, dengan bekerja sebagai penata rias pengantin. Bapak juga membuka kursus Bahasa Inggris bernama ELC di Kota Kediri.
Saya masih ingat waktu itu betapa manjanya saya yang selalu tidak mau ditinggal pergi (alias selalu ikut) ketika Ibu ada pekerjaan merias pengantin, bahkan sampai ke luar kota. Ibu yang waktu itu hanya lulusan PGA Kota Kediri (sekarang MAN 3 Kediri) tidak melanjutkan kuliah, akan tetapi mengambil kursus dan lisensi penata rias di Dianing (salah satu tempat kursus penata rias pengantin di Kota Kediri). Kalau dibalang saya anak Mamah, ya memang benar. Kalau bukan anak Mamah, anak siapa lagi dong.hehe. Sifat manja saya belum hilang hingga saya berusia 6 tahun, duduk di bangku kelas 1 SD Islam Al-Huda Kediri. Saat itu, mulai saya dilatih mandiri oleh Ibu dengan diikutkan mengaji Al-Qur'an setiap sore hari dan Pesantren Kilat setiap Sabtu dan Minggu di Al-Irsyad Al-Islamiyah Kota Kediri. Dan karena ikut Pesantren Kilat itulah saya tidak ngompol lagi. Upss (rahasia). Setelah lulus dari SD Islam Al-Huda dan dari Al-Irsyad Al Islamiyah, saya sudah tidak manja dan tidak jadi penakut lagi. Saya masih ingat betul, perjalanan pertama saya ke Malang sendirian naik bis Puspa Indah waktu itu saat saya duduk di bangku kelas 5 SD. Karena waktu itu bertepatan dengan liburan Catur Wulan dan saya ingin berlibur ke tempat saudara di Malang. Lumayan kan, pulangnya pasti dapat uang saku dari paman dan bibi disana. Entah kenapa saat itu saya menjalani saja apa yang Ibu perintahkan, meskipun kadang-kadang saya ngeyel (berdebat) dengan Ibu, tapi pada akhirnya saya jalani. 
Saat tahun 1996an, kami pun pindah ke rumah kontrakan baru. Dan Ibu mulai merintis usaha, disamping tetap menjadi penata rias pengantin ketika musim pernikahan tiba. Waktu itu usaha pertama kali adalah berjualan Es Tebu. Waktu itu, Ibu adalah satu-satunya orang mengawali berjualan Es Tebu di Kota Kediri. Dengan gerobak dorong yang dipasang diesel penggiling tebu dan disediakan tempat payung berwarna-warni untuk pembeli, Ibu berjualan di pinggir jalan dekat RS. Baptis Kota Kediri. Beberapa bulan kemudian, karena antusias pembeli semakin banyak, maka Ibu memberanikan diri membuka cabang di beberapa titik di Kota Kediri yang dekat dengan Sekolahan, Pabrik atau Perkantoran, seperti di Gudang Garam, Kelurahan Ngronggo, dsb. Ibu tidak bekerja sendiri waktu itu. Ibu merekrut para pekerja. Namun, Ibu menganggap mereka semua sebagai anak angkat. Selain mendapatkan gaji secara profesional, mereka juga di sekolahkan bagi yang putus sekolah. Karena bagi Ibu, pendidikan sangat penting. Ibu tidak pernah memposisikan diri sebagai atasan atau bos, tapi Ibu ya Ibu. Jadi mungkin kalau dikumpulkan semua, anak angkat Ibu sudah lebih dari 20an. Tidak semuanya tetap masih tinggal di rumah. Karena pada waktu itu harga tebu makin hari, semakin tidak stabil, karena krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998, maka Ibu memilih menutup usaha es tebunya. Momentum itu tidak akan pernah saya lupakan, saat masa-masa sulit keluarga yang penuh kenangan itu. Bahkan kenangan itu meninggalkan bekas luka di kaki saya sebelah kanan karena mengalami kecelakaan saat mengantar Sari Tebu bersama Bapak ke tempat Ibu berjualan. Selanjutnya Ibu berjualan ronde dan jagung bakar. Belum berjalan lama, kemudian ganti usaha lagi dengan membuka Toko Sembako. Namun, Toko Sembako juga tidak bertahan lama karena ada faktor X yang membuat bangkrut, akhirnya memulai usaha lagi dengan membuka Wartel dan Foto Copy. Usaha ini berlangsung cukup lama, namun karena mesin foto copynya sering eror dan di sebelah rumah ada 2 pesaing yang membuka foto copy, sehingga mesin foto copy terpaksa di jual. Kemudian membuka Depot Makan beberapa saat juga. Padahal masakan Ibu sudah memiliki pelanggan tetap. Tapi karena Ibu lebih suka mobile jadi tidak bisa memasak setiap waktu. Itulah lika-liku perjalanan wirausaha Ibu dari tahun 1998-2005an. Memasuki tahun 2006, Ibu hamil dan Bapak meminta Ibu untuk berhenti sebagai penata rias. Akhirnya semua peralatan dan baju-baju pengantin semua di jual kepada temannya yang masih melanjutkan profesi sebagai penata rias. Tahun 2007, lahirlah si bungsu nan cantik, Elmira Falisha Noya (Putri Kebahagiaan yang Cantik). Adik cewek saya satu-satunya dari empat bersaudara. Memasuki tahun 2008, Ibu membuka usaha Air Minum Isi Ulang. Waktu itu, karena saya sudah tidak manja lagi, dan sudah menjadi Mahasiswa, maka saya dan Ibu bekerjasama untuk mengembangkan usaha ini. Alhamdulillah, usaha yang terakhir ini membawa berkah dan keistiqomahan. Pelanggannya setiap hari juga semakin bertambah. Selain itu juga ditambah dengan usaha lain seperti jualan krupuk rambak, sermier, dan bawang yang sekarang sudah memiliki pelanggan tetap. Waktu itu saya juga sempat memasarkan krupuk rambak da sermier hingga ke Semarang (Lihat di Kolom Blog "Business & Product") . Sayang sekali tidak bisa dilanjutkan karena saya harus meninggalkan Semarang setelah lulus. 
Intinya, Saya bersyukur bisa terlahir dari seorang Ibu yang tidak malu dan gengsi meski hanya lulusan SMA. Justru, saya banyak belajar dari Ibu. Beliau mengajarkan saya banyak hal. Terutama arti dan nilai dari kerja keras dan pantang menyerah. Ibu yang tidak mengenyam dan merasakan bangku kuliah menginginkan anak-anaknya bisa menyelesaikan studinya sampai akhir, bahkan hingga menjadi Doktor. Kata Ibu, ini bukan masalah gelar yang akan kalian sandang ataupun ingin menunjukan kehebatan kepada orang lain, akan tetapi ini hanyalah masalah pentingnya pendidikan yang secara formal dibatasi dengan umur dan usia. Ibu tidak ingin, anak-anaknya mengalami nasib yang sama dengannya, harus bekerja keras, berjualan di pinggir jalan, bergonta-ganti usaha, dsb.
Terimakasih Ibu atas semuanya. Semoga Ibu selalu sehat dan bahagia. Doakan anakmu ini agar sukses dalam studi dan karir nanti. Doakan anakmu ini bisa mendapatkan istri yang sama baiknya, sama cantiknya, sama pekerja kerasnya, sama sabarnya, sama tegarnya, dan pokoknya semua sama seperti Ibu. Semoga anakmu ini setelah menikah nanti juga bisa segera memberikan Ibu cucu yang sholeh/ah, bermanfaat untuk keluarga, bangsa, negara, dan agama.
Terimakasih Ibu.. Terimakasih..

Minggu, 12 Oktober 2014

Terus Mengalir Menuntut Ilmu

Dear my blog,
Alhamdulillah, akhirnya saya punya waktu sejenak untuk menulis blog ini di Perpustakaan UI. Yah menulis untuk menghilangkan rasa lelah setelah melakukan kunjungan penelitian lapangan ke Kampung Tugu dalam beberapa akhir pekan ini. Ya..awal semester ganjil ini, saya diajak bergabung dalam Tim Penelitian Bahasa Kreol (Portugis) Tugu Departemen Linguistik Universitas Indonesia. Bagi saya ini adalah peluang dan kesempatan yang sangat berharga dalam kehidupan saya. Bagaimana tidak, bisa satu tim bersama Prof. Dr. H. Benny H. Hoed. Siapa dia? Coba deh googling. Beliau adalah Guru Besar (Emeritus) Universitas Indonesia yang ahli dalam bidang kajian ilmu semiotik dan kebudayaan. Dan kalau kita mendengar nama Hoed dibelakang nama beliau, pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Ya, beliau adalah ayah kandung dari Anto Hoed (Musisi) dan mertua dari Melly Goeslaw (Musisi) yang lagu-lagunya membuat kita galau ya, hehehe. Jadi teringat sama lagu AADC dan Gantung (lagu-lagu galau masa SMP). Oke stop dulu galaunya... 
Tim Peneliti Bahasa Kreol (Portugis) Tugu sedang sarapan sandwich di Dunkin' Donuts Ramayana Tugu Jakarta Utara sebelum menuju ke lokasi penelitian.
Prof. Benny sangat dikenal dengan kebijaksanaanya dalam memberikan nasehat dan ilmu. Beliau tidak pernah melihat dengan siapa dan dimanapun berada, pasti selalu senang berbagi ilmu dan pengalaman beliau selama ini. Beliau tidak pernah merendahkan bagi yang belum tahu. Beliau juga senang mendengarkan ketika orang lain berbagi cerita dan pengalaman yang beliau belum pernah tahu. Di usianya yang menginjak 78 tahun, beliau masih sangat bersemangat dalam mengajar dan berbagi ilmu. Semangat pantang menyerah dari beliau yang sekarang dijadikan contoh oleh para penerus beliau saat ini. Dan diam-diam saya juga selalu belajar dari beliau untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana lagi...
Prof.Dr. Benny H. Hoed mendampingi dalam kunjungan kedua ke Kampung Tugu, Minggu 21 September 2014
Penelitian Bahasa Kreol (Portugis) Tugu ini adalah usaha untuk menyelamatkan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. Kata Prof. Benny, bahasa kreol bukanlah bahasa rendah. Justru bahasa kreol ini merupakan bahasa yang sangat bernilai tinggi karena dengan adanya penggunaan bahasa kreol ini, masyarakat mampu untuk melestarikan budaya mereka. Seperti halnya Kampung Tugu yang merupakan masyarakat yang dulunya merupakan keturunan dari bangsa Portugis, dan setelah Belanda datang ke Indonesia, mereka yang awalnya beragama Katolik harus berpindah agama menjadi Kristen Protestan apabila ingin tetap bertahan hidup di Kampung Tugu tersebut. Akhirnya mereka pun berpindah agama dan untuk berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Protugis yang telah mengalami perubahan adaptif karena tercampur dan terpengaruh oleh bahasa Belanda dan Melayu pada waktu itu. Sampai akhirnya, terciptalah bahasa Kreol (Protugis) Tugu yang sedang kami teliti keberadaannya, apakah masih digunakan atau sudah tidak digunakan lagi. 
Sementara ini, salah satu peninggalan dari bahasa Kreol (Portugis) Tugu digunakan dalam syair Keroncong Tugu seperti dalam lagu, Yan Kagaleti, Gatu Dematu, dan Cafrinho. Kalau semasa kecil kita mendengarkan lagu Nina Bobo, sebenarnya lagu tersebut juga berasal dari Kampung Tugu yang kemudian sering dinyanyikan dengan bahasa Belanda oleh orang Belanda pada waktu itu. (Kami punya datanya tapi tentunya tidak bisa saya share di blog ini)
Penampilan Keroncong Tugu Cafrinho di Festival Betawi Pesisir 2014, Sabtu 11 Oktober 2014
Penelitian ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2014. Semoga semua anggota Tim Peneliti diberikan kesehatan dan kelancaran untuk menyelesaikan misi penyelamatan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia ini. Tentunya bagi saya sendiri sangatlah bersyukur dapat terlibat langsung di dalamnya. Ilmu dan pengalaman yang sangat berharga. Tidak pernah terbayang sebelumnya. Karena saya juga tidak pernah terbayang juga bisa melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (karena targetnya dulu di UGM saja). Namun, Tuhan memberikan jalan yang tidak pernah saya duga dan saya hanya mengalir menjalani semua dengan usaha yang terbaik. Pun saya menikmati dan mensyukuri saja proses yang terjadi selama ini. Pada akhirnya nanti, hasilnya saya kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Berkehendak Atas Segalanya. Termasuk setelah menyelesaikan studi ini, kemanakah saya harus melangkahkan kaki dan mengalir melanjutkan menuntut ilmu lagi. Dalam hati kecil saya saat ini berdoa dan berharap bisa melanjutkan studi S3 ke Melbourne Universty di Australia atau Leiden University di Belanda yang terkenal dengan kajian ilmu linguistiknya. Meskipun saya tahu dengan kemampuan saya sekarang ini belum cukup mampu tapi saya akan terus berusaha...berusaha..dan berusaha mewujudkannya dengan menyempurnakan Ikhtiar dan Do'a. Aamiin YRA. 

Selasa, 30 September 2014

Macau is The Gemstone of Love

Macau adalah salah satu Daerah Administratif Khusus Republik Rakyat Tiongkok. Menurut sejarah, Macau merupakan peninggalan dari Portugis sehingga kebanyakan bangunan bersejarah di Macau memiliki gaya arsitektur Portugis. Macau menjadi salah satu UNESCO World Heritage atau Situs Warisan Budaya Dunia pada tahun 2005. 
Meskipun saya belum pernah pergi kesana, namun saya sering melihat Macau digunakan sebagai tempat pembuatan film-film klasik-romantis. Untuk itulah saya menyebut Macau sebagai "Batu Permata Cinta (The Gemstone of Love)". Bangunan bersejarah yang ada di Macau mengandung nilai arsitektur sejarah bergaya Eropa yang menjadi batu permata cinta bagi seluruh dunia. 
Senado Square (Largo do Senado)
Macau memiliki beberapa tempat objek wisata yang sangat klasik dan romantis. Salah satunya adalah Senado Square (Largo do Senado) yang merupakan sebuah plaza dengan air mancur yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan bersejarah bergaya kolonial yang dicat warna kuning keemasan dengan dikelilingi warna lampu yang soft sehingga tampak seperti bangunan kuno yang masih berdiri megah. Dari sudut pandang kajian semiotik, bangunan tersebut menggunakan pilar berjenis Ionia yang merupakan simbol kekuatan dan kemegahan. Akan lebih romantis jika kita bisa mendengarkan lagu-lagu klasik romantis seperti Canon D of Pachelbel. Tempat yang sangat recommended sebagai salah satu tujuan untuk honeymoon.  
Di Macau juga terdapat Ruínas de São Paulo (Reruntuhan Katedral St. Paul) yang merupakan sebuah gereja besar dengan gaya arsitektur Portugis. Warna lampu kuning yang menyala pada malam hari, membuat sepanjang jalan menuju kesana menjadi sangat klasik. 
Reruntuhan Katredal St. Paul menggambarkan kekuatan keabadian cinta Tuhan. Hal tersebut terbukti dengan tetap kokoh berdirinya bangunan Gereja Katredal St. Paul, meskipun pernah mengalami kebakaran sebanyak 3 kali yakni pada tahun, 1595, 1601, dan 1835. Makna simbolik yang penulis dapatkan dari bangunan tersebut adalah sebuah arti dari Cinta Abadi karena bangunan tersebut tetap kokoh tegak berdiri meskipun pernah diguncang bencana berkali-kali. Pantas bila Macau juga dinobatkan sebagai simbol dari Cinta Abadi, jika di analogikan dalam kisah cinta dua insan manusia maka itu berarti bahwa meskipun mengalami berbagai masalah dan rintangan, pada akhirnya cinta akan menemukan jalannya sendiri untuk tetap utuh dan bersemi. Apapun dan siapapun yang ingin menghancurkannya dengan segala cara, maka dia tidak akan mampu memisahkannya karena Tuhan yang akan turut campur tangan menjaga dan mempersatukannya. Itulah yang bisa saya gambarkan mengenai sisa reruntuhan bangunan Gereja Katredal St.Paul yang masih tetap kokoh berdiri dari sudut pandang kajian ilmu semiotik.

Macau is The Gemstone of Love. Sepertinya,sebutan tersebut memang pantas diberikan untuk Macau.
Salah satu Film Drama Korea klasik-romantis-modern yang baru selesai saya tonton berjudul Fated to Love You. Film tersebut menggunakan latar (setting) di Macau. Dalam cerita film tersebut, Kim Mi Young seorang wanita sederhana yang sangat tulus, baik dan cantik mengalami pengkhianatan dari seorang laki-laki yang dicintainya. Padahal laki-laki tersebut adalah cinta pertama baginya. Namun takdir berkata lain, dia dipertemukan dengan seorang laki-laki lain bernama Lee Gun yang juga diabaikan oleh kekasihnya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Padahal Lee Gun sudah mempersiapkan sebuah acara yang sangat romantis untuk melamar kekasihnya di Macau, namun pada akhirnya kekasihnya itu tidak pernah datang. Singkat cerita, tepatnya sebuah pertemuan di Venetian Hotel Macau inilah yang akhirnya mempersatukan cinta antara Kim Mi Young dan Lee Gun yang berujung dalam suatu takdir pernikahan. Simbol kekuatan Cinta Sejati dua orang manusia tampaknya sangatlah tepat untuk menggambarkan Macau. 
Venetian Hotel, Macau
Semoga kedepan, Macau akan tetap menjadi salah satu tujuan objek wisata yang khas dan utama dalam setiap momen pengabadian cinta manusia. Batu Permata Cinta (The Gemstone of Love) sepertinya tepat bila digunakan untuk menyebut Macau dengan segala keindahan bangunan arsiteknya yang sangat klasik, Pemerintahan disana harus bisa mempertahankan nuansa klasik-romantis ala Portugis tersebut. Karena mungkin hal tersebut akan menjadi pertimbangan para pengunjung, terutama yang berasal dari Asia untuk memilih Macau sebagai tujuan objek wisata utama daripada harus jauh-jauh pergi ke Eropa. 
Masih banyak yang ingin saya explore mengenai Macau, namun karena keterbatasan pengetahuan yang hanya saya dapatkan dari latar (setting) film, maka saya belum bisa menggambarkan Macau seutuhnya. Sebagai penutup tulisan ini, dalam doa dan harapan saya, mudah-mudahan saya bisa mengajak satu-satunya wanita yang saya cintai di dunia ini untuk pergi kesana. Sampai saat itu tiba, saya akan terus berdoa dan berusaha untuk menerima dan menjemput takdir yang telah dan akan Tuhan gariskan. Amiin.

[Artikel ini ditulis dalam rangka "Why Macau" Blog Competition yang diselenggarakan oleh Macau Government Tourist Office yang bekerjasama dengan Portal Viva.co.id]

Bukti Tweet Screenshot Artikel yang sudah di Publish VIVAlog https://twitter.com/febritaufiq/status/516954489870237696






Jumat, 22 Agustus 2014

Terus Mengalir Meraih Mimpi

Dear my blog, 
Pemilu 2014 telah berakhir, ada beberapa catatan penting yang ingin saya tuliskan. Meskipun Prof. Dr. Moh. Mahfud MD gagal menjadi Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia 2014/2019, kami sebagai Sahabat Muda Mahfud MD memberikan apresiasi yang tinggi kepada sikap kenegarawanan beliau sebagai Guru Bangsa. Dalam beberapa hal saya masih mengagumi beliau, tapi juga ada kekurangan beliau yang harus diterima sebagai manusia biasa. Saya menjadikan beliau sebagai panutan bukan tanpa alasan. Secara akademis beliau sudah terbukti dengan menjadi Guru Besar di usia yang masih muda pada waktu itu. Konsistensinya sebagai seorang Dosen justru mengantarkan karirnya dalam dunia politik dan hukum. Jabatan yang selama ini beliau dapat adalah berkah dari ilmu yang beliau cari. Ilmu yang menjadi tujuan utama menjadikan beliau mendapatkan segalanya di dunia ini. Pernah menduduki karir dalam trias politica sebagai Menteri (Eksekutif), DPR (Legislatif), & Hakim Mahkamah Konstitusi (Yudikatif) adalah bukti dari pencapaian ilmu yang beliau miliki selama ini. Jadi bukan tanpa alasan ataupun karena fanatik semata menjadikan beliau sebagai panutan. 
Dalam Pemilu 2014 yang lalu, kami yang tergabung dalam Sahabat Mahfud MD ingin beliau maju dalam bursa Capres dan Cawapres RI 2014/2019. Hal itulah yang menjadi dasar mengapa sikap dan keputusan apapun yang beliau ambil akan kami dukung dan sukseskan. Singkat cerita ketika dalam proses akhir bursa Capres dan Cawapres RI 2014/2019 beliau tidak berhasil menjadi salah satu kandidat hanya karena tidak memiliki modal yang besar sebagai mahar politik kepada partai politik pemenang Pemilu 2014, dan meskipun ada investor yang menawarkan kepada beliau modal tersebut tapi beliau dengan tegas menolaknya, padahal secara kemampuan dan integritas beliau sudah sangat pantas maju dalam bursa Capres dan Cawapres RI 2014/2019. Ada banyak cerita yang tidak bisa saya jelaskan secara terang-terangan dalam blog ini. Namun yang jelas bahwa kami mendukung beliau karena kami tahu betul siapa beliau, dan bukan karena pencitraan semata yang media lakukan.  


Pemilu 2014, memberikan pengalaman politik yang sangat berharga bagi saya. Meskipun pada akhirnya saya memutuskan untuk menarik diri dari dunia politik dan 5 tahun kedepan ini fokus menyelesaikan studi sampai menjadi seorang Doktor. Yah, karena saya bukan seorang pembalap jadi saya tidak mengidolakan Rossi,dan saya juga bukan pesepakbola jadi saya tidak mengidolakan Messi, tapi saya seorang akademisi yang akan Terus Mengalir Meraih Mimpi seperti yang telah dicapai oleh Prof. Dr. Moh.Mahfud MD selama ini. 
Buku Biografi Mahfud MD "Terus Mengalir" yang berisi 614 halaman ini menceritakan perjuangan dan proses kehidupan yang beliau capai selama ini. Sangat menginspirasi!!

Sabtu, 15 Februari 2014

The Miracle Of Giving Love : Cintaku Memang Beda

Dear my blog,

"Selama ini aku menjaga diri, hati, maupun perasaanku untuknya tapi jika dia memang tidak bisa menjaga diri, hati, maupun perasaannya untukku maka itu pertanda bahwa dia memang bukan jodoh terbaik untuk menjadi pendamping hidupku dan Tuhan pasti akan memberikan jalan terbaik dan terindah yang tidak menyakitkan hatiku untuk selama-lamanya." #FT

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi tentang jodoh yang akan mendampingi hidupmu nanti karena dia sekarang sudah tercatat dalam suratan Ilahi. Persiapkan dirimu untuk menjadi seorang suami atau isteri yang baik untuk rumah tanggamu nanti. 
Nah, cinta yang seperti apa yang ada padamu. Apakah dia memang baik untukmu atau justru menjadikanmu lebih buruk dalam kehidupanmu. 
"Cintaku memang beda karena membuat kita lebih dewasa, bijaksana, dan saling percaya." #FT
Tak perlu lagi menanyakan lagi apa?dengan siapa?semalam berbuat apa? dan tak perlu saling marah-marahan kalau tidak jawab telpon, balas sms, ataupun mention-an. Karena cinta yang benar-benar datang dari Tuhan akan mengubah manusia menjadi lebih baik dan mendewasakan dalam kehidupan. Dan itulah hakekat cinta yang sesungguhnya.
[Bersambung]

Selasa, 11 Februari 2014

Indeks Pendapatan Komulatif (IPK)

Indeks Pendapatan Komulatif (IPK)
Oleh : Febri Taufiqurrahman
(Mahasiswa Jurusan Linguistik Deskriptif, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia)
Naskah Artikel Kolom Poros Mahasiswa di Koran Sindo
Tema "Ide Kreatif Untuk Indonesia


Setiap tahun ribuan Sarjana Baru (Fresh Graduate) memadati tempat-tempat Job Career yang diselenggarakan oleh Perusahan Lokal maupun Nasional baik Negeri maupun Swasta. Banyak diantara mereka yang berlomba-lomba memasukan lamaran kerja pada saat Job Career di selenggarakan. Semakin banyak apply itu berarti akan semakin besar kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Betul kah? Itulah tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pengangguran para sarjana muda. Lantas apakah ada yang salah dengan sistem pendidikan di Indonesia? Sistem yang dilandaskan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.
Pertama, Pendidikan, setiap Mahasiswa selama 4 tahun secara formal telah mendapatkan pendidikan sesuai dengan jurusannya masing-masing. Selama itulah para Mahasiswa mendapatkan hard skill sesuai dengan keahlian bidang masing-masing. Jadi tidak ada alasan lagi bagi Mahasiswa untuk tidak mendapatkan keahlian sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing. Kedua, Penelitian, dalam mengaplikasikan ilmunya maka setiap mahasiswa diberikan kewajiban untuk melakukan penelitian sebagai tugas akhir ataupun skripsi yang objek kajiannya diharapkan mampu bermanfaat untuk masyarakat. Ketiga, Pengabdian Masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk magang di salah satu perusaan, Kuliah Kerja Lapangan (KKL), ataupun Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam kegiatan tersebut, Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan soft skill lebih luas seperti public speaking, public relation, marketting, dan entrepreneurship. Namun pada kenyataanya kegiatan tersebut hanya sebatas kegiatan formalitas sebagai salah satu prasyarat kelulusan. Nah setelah semua prasyarat kelulusan didapatkan maka seorang Mahasiwa akan mendapatkan gelar Sarjana sesuai dengan bidangnya. Lantas mengapa masih banyak Sarjana Muda yang susah mendapatkan pekerjaan?Ataukah karena sempitnya lapangan kerja?Atau sulitnya lolos dalam seleksi yang diadakan oleh Negara maupun Perusahan Swasta?

Saat ini IPK atau Indeks Prestasi Komulatif tinggi belum bisa menjamin seorang Sarjana Muda langsung mendapatkan pekerjaan. Tapi hal itupun tidak bisa dijadikan barometer dalam menentukan seorang Sarjana Muda sulit mendapatkan pekerjaan. Kita membayangkan apabila prasyarat kelulusan tidak hanya karena nilai kelulusan pada setiap Mata Kuliah Wajib, Skripsi, dan KKN akan tetapi juga dibebankan kepada setiap Mahasiswa untuk menunjukan IPKnya, bukan Indeks Prestasi Komulatif akan tetapi Indeks Pendapatan Komulatif. Jadi ketika akan lulus setiap Mahasiswa bukan hanya ditanya tentang nilai IPK akan tetapi juga berapa banyak saldo tabungan dalam rekeningnya. Memang selama ini sudah ada program Kewirausahan Mandiri bagi Mahasiwa, namun hal itu belum cukup efektif dalam membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Bahkan dalam prakteknya program tersebut dimanfaatkan oleh oknum Mahasiswa hanya untuk mendapatkan dananya saja untuk keperluan pribadinya sehingga masih butuh Monitoring dan Evaluasi (MONEV) yang lebih baik. Jadi kesimpulannya perlu adanya kewajiban bagi setiap Mahasiswa sebelum dinyatakan lulus sebagai Sarjana Muda harus mencantumkan jumlah saldo rekening dari hasil usaha mereka selama menjadi Mahasiswa sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Sabtu, 11 Januari 2014

Benarkah Anas merupakan "Tumbal Politik?" Lantas Siapa Tumbal berikutnya?

Dear my blog,
Lama saya tidak berkunjung dan menulis di blog ini, ya waktu saya untuk istiqomah menulis blog belum bisa terlaksana karena ada banyak hal yang harus saya tulis diluar blog ini [Naskah], sebagai seorang penulis amatir saya masih harus banyak belajar dan mengembangkan gaya dan bahasa tulisan saya agar mudah dan menarik dibaca oleh para pembaca. Sumber tulisan dari penulis adalah dari buku yang dia baca. Semakin banyak buku yang dibaca maka semakin banyak referensi kosakata yang didapatkan untuk menulis. Buku tidak hanya bisa didapat dari tulisan-tulisan penulis yang sudah diterbitkan, akan tetapi menurut saya, sesuatu yang bisa kita baca dan bermakna adalah buku. Seperti dalam timeline sosial media, tulisan reklame iklan dijalan raya, percakapan tukang becak, percakapan para politisi, dialog dalam film, dsb. Cukup sekian intermezonya dan kita langsung ke topik tulisan yang ada dalam pemikiran penulis malam ini......
    Ya sesuai judul diatas, Jumat yang lalu [10/01/2014] seorang tokoh politisi muda yang dulu pernah saya ramalkan akan menjadi pemimpin bangsa ini ditahan karena diduga melakukan korupsi. Benarkah?? Pertanyaan ini yang muncul dalam hati saya. Banyak hal yang saya baru mengerti setelah beberapa bulan tinggal di Jakarta. Salah satunya terkait dengan persepsi yang saya punya terkait isu politik yang berkembang di negara ini. Tidak lain persepsi itu dibentuk karena peran aktif media yang memberikan informasinya. Akan tetapi perlahan persepsi tersebut mulai luntur karena fakta yang saya ketahui dari jantung informasi yakni Jakarta sebagai ibukota negara.
Nah perlahan saya mulai melakukan analisis pribadi dan mempunyai hobi baru yakni mengumpulkan artikel-artikel yang berkaitan dengan isu politik yang pernah terjadi di Indonesia. Entah apakah itu nanti dikemudian hari bermanfaat atau tidak, namun saya meyakini bahwa apa yang kita tulis tak akan pernah mati meskipun jasad kita terkubur abadi. Kenapa kok politik? Salah jika Anda mencoba menghindari dunia politik karena politik tidak akan terlepas dari kehidupan kita, mulai dari kehidupan dalam keluarga, sekolah, kuliah, maupun bekerja. Jika tidak percaya lihatlah keadaan disekitar Anda! Jadi mulailah mencintai politik agar kita tidak disakiti dan dibodohi oleh kehidupan yang begitu sangat keras ini. 
Kembali ke topik, ehm bukan topikurrahman lho ya.. *senyum. Hal pertama yang dilakukan ketika mendengar apa yang diberitakan oleh media adalah mencoba untuk penasaran BENARKAH? ya pertanyaaan itu yang harus muncul dalam benak hati kita. Bukan sepenuhnya salah medianya akan tetapi kita tidak tahu apa yang diberitakan oleh media tersebut memang hanya setting-an atau beneran dari para obyek ataupun subyek yang diberitakan. Mengenai kasus Mas Anas ini saya belajar banyak hal mengenai betapa benar-benar kejamnya dunia politik praktis. Namun hal ini tidak membuat saya takut, justru semakin menguatkan keyakinan saya bahwa jalan politik merupakan cara untuk mengabdi untuk bangsa ini. Itulah kenapa saya jadi santri kalong di Pesantren Mahasiswa Al Hikam 2 Depok karena saya ingin mempelajari bagaimana berpolitik dengan baik yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi Rasululloh Saw. 
Kita menggaris bawahi, apakah ini setting-an dari obyek maupun subyek yang diberitakan?maka jika benar, Mas Anas adalah aktor yang awal mulanya dicitrakan baik dan sekarang menjadi seorang yang jahat. Mengapa saya bisa berasumsi seperti ini. Jika kita melihat pasca reformasi 1998 begitu terbukanya akses media dan informasi di negara ini. Bahkan investasi perusahan asing berbondong-bondong menguasai negeri ini. Kita bersama tahu kasus 1965 yang sampai sekarang fakta belum ditemukan siapa yang bertanggungjawab dibalik insiden tersebut. pra dan pasca 1945 hingga 1998 bagaimana kita melihat perang dinegara ini ditunjukan oleh kekuatan militer. Namun saat ini setelah 1998, kita sama-sama mengetahui bahwa perang yang lebih kejam daripada militer telah kita rasakan yaitu perang persepsi (war of perception). Bagaimana persepsi kita dibentuk oleh Sang Sutradara. Nah Lantas siapakah Sang Sutradara dari film ini? Bahkan waktupun tidak akan mampu menjawab siapa. Karena Sang Sutradara akan tetap hidup walaupun para pemain sudah tiada atau ditiadakan. 
Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan yang terjadi. Saya meyakini bahwa Sang Sutradara tersebut berencana menghancurkan negara ini. Mulai dari menghancurkan tokoh-tokoh politik yang awalnya diperankan baik kemudian diakhir cerita pasti dipersepsikan tidak baik. Mengadu domba antara pemerintah dan masyarakat dengan berbagai manuver politiknya. Mas Anas adalah salah satu sekian orang yang akan jadi "Tumbal Politik" entah Mas-mas siapa lagi yang akan jadi tumbal. Kita sama-sama akan melihat nantinya karena Sang Sutradara masih mencari pemain pengganti. Karena tidak hanya Mas Anas, tapi juga tokoh-tokoh politik lain yang akan jadi tumbal. Inilah yang akan menjadi tujuan Sang Sutradara. Negara ini hancur maka Sang Sutradara yang akan menikmati keuntungannya karena tidak perlu dengan kekuatan militer tapi negara ini akan hancur karena tangan bangsanya sendiri. 
Semoga Tuhan melindungi dan mempersiapkan iman kita untuk menghadapi skenario Sang Sutradara berikutnya.

Catatan: Penulis bukanlah loyalis Mas Anas akan tetapi penerus perjuangan Gus Dur dimana beliau juga pernah mendapatkan fitnah dalam kasus korupsi Bullogate dan Bruneigate. Dan ternyata tidak terbukti, dan Alloh menyelamatkan Gus Dur dengan berhentinya beliau jadi Presiden. Setelah itu dibuktikan lagi bagaimana masyarakat mencintai beliau dengan masih banyaknya peziarah dari lintas agama yang datang ke makam beliau di Ponpes Tebu Ireng Jombang.